Hello.. Ikha Tainaka Here~~
Thank You for read this Fuck Fiction.. uhm, I mean.. Fun
Fiction~ Ahh Whatever haha LOL :’’>
This is just another story for Aoi and Ryuuva, Characters
Roleplaying from Yume No Sekai
Argh ! Please gue cinta Indonesiaaaa.. //bakar lidah
sendiri/
Back to normal~
Saya pinjem beberapa karakter Roleplaying di Grup Yume No Sekai dan Oc Sukma Kazuhito yaaaaa.. _( :’’P
Fiction ini hanya sebagai hiburan di antara beberapa
cerita Yume No Sekai.. Dan kecintaan
ku akan Yume No Sekai~ dan janji saya
sama Senpai haha /lol
Itu aja deh salam saya.. hahaha, silahkan baca :^]
Rated: T-M (17+)
Genre: Romance, Life of School, Hurt/comfort (lol), Yuri
Note: Maaf akan begitu berantakannya kallimat, EYD juga
paragraph ku, Typo dimana mana dan OOC juga. Saya memang tidak sempurna dalam
mengerjakan sesuatu :’’O /burn/
“CERITA MILIK SAYA, KALAUPUN ADA YANG SAMA DENGAN
PUNYA KALIAN SAYA BENER-BENER MINTA MAAF.. :P “
IKHA TAINAKA PRESENT
.
.
“She Is My Princess”
.
.
~~ Enjoy it~~
Emerysoul academy, tempat dimana
seluruh remaja di Karakuri City berkumpul untuk menuntut ilmu. Sekolah yang
sudah memberikan prestasi dan Lulusan yang berkualitas itu menjadi pilihan utama orang tua manapun
yang menginginkan anaknya menjadi pribadi yang baik, tidak hanya soal pelajaran
dan kedisiplinan yang mereka terima tetapi juga mereka belajar mengembangkan
jati diri mereka bersama teman asramanya
Tahun ini merupakan tahun ajaran
baru, beberapa di antaranya juga merupakan murid pindahan yang merupakan siswi
maupun siswa yang sudah di uji dan di yakini pantas untuk bersekolah di Academy
ini, seragam mereka yang begitu unik karena setiap kelas memiliki cirri khasnya
masing masing.
Tampak seorang gadis tengah turun
dari sebuah mobil hitam yang tampak elegant, rambut hijau lurusnya membuat
siswa siswi di sana menatapnya terpana.
“Baiklah,
ibu.. aku berangkat ya..,” ucapnya lembut dengan memeluk seorang wanita yang
baru saja di sebutnya ibu itu
“Ehm, jangan
lupa pesan ibu ya, Ryuuva..,” wanita tersebut pun membalas kalimat sang anak
dengan senyum tipis mendarat di wajah cantik namun dingin itu
“Iya Ibu..,”
Gadis itu melangkahkan kakinya menjauh dari sang Ibu sesekali menoleh dan
tersenyum manis untukmibunya yang mulai masuk ke dalam mobil dan pergi dari
sekolah itu.
Sepanjang
jalan setapak banyak murid baru di temuinya, di lihat dari seragam mereka pun
sudah terlihat perbedaannya. Ryuuva Shitara.. Itulah namanya, gadis yang
berparas cantik itu selalu membuat orang di skeitarnya takjub. Tidak hanya
karena wajahnya tetapi juga Ryuuva merupakan murid yang cukup di banggakan
disini
“Ryuu-chaann~~~~,”
dari kejauhan seseorang memanggil nama itu, Ryuuva pun menoleh dan mendapati
suara imut itu memeluknya erat #gyuuutt~~
“Ru-runa..,”
Ryuuva sedikit terkejut karena ulah temannya itu
“Akhirnyaa~~
kau kembali dari liburanmuu~~ .. aku sangat kesepian tau,” ucapnya manja.
“Hehehe..
maaf ya, Ibu yang memintaku untuk pulang saat liburan Musim Panas..,”
“Huuhhhh..,”
Runa pun melepas pelukannya dan sedikit menggembungkan pipinya,
“A-aaahh..
jangan ngambek, baiklah.. sebagai permintaan maafku, Siang ini Aku akan
mentraktirmu saat makan siang bagaimana?,”
“Hmmm..
baiklah~~ hehehe, ahh bagaimana Liburanmu?”
“ Ng.. cukup
menyenangkan.. Liburan kali ini kami ke Paris,”
“Paris? Huwaaa~~
apakah Pangeran itu ikut?,”
“Pa-pangeran?,”
jawab Ryuuva terkejut
“Yaa, si
Ren-san..,” Runa tertawa kecil
“Uhh, Ren
bukan pangeran! Lagi pula aku hanya menganggapnya sebagai kakak..,”
“Tapi,
kalian cukup cocok,”
“Ahhh, aku
tidak tertarik akan hal itu. Ngomong-ngomong bagaimana dengan kabar Yuuri?,”
Ryuuva mencoba mengganti arah pembicaraan,
“Hahh, anak
itu sekarang susah di hubungi..,” Runa menghela nafasnya
“Hihihi..
dia pasti akan kembali kok,”
Langkah kaki
mereka terhenti pada kamar asrama milik Runa dan Yuuri, Runa membuka kamarnya
dan melambaikan tangnnya pada Ryuuva,
“Bye Ryuu-chan hehe,” Runa tersenyum
tipis dan ryuuva melanjutkan langkahnya. Ryuuva tahu Runa saat ini pasti sangat
kesepian saat Yuuri kini tidak di sampingnya, Yuuri mendapatkan kesempatan
melakukan pertukaran pelajar di sekolah lain di luar Kota Karakuri, entah siapa
yang akan menggantikan posisi Yuuri di kelas, karena hingga kini pun Ryuuva belum
melihat siswi perwakilan dari sekolah lain itu.
Ryuuva berhentii di pintu kamarnya,
dia terkejut dengan pintu kamarnya yang dalam keadaan tidak terkunci. ‘mungkin Runa membersihkan kamarku.. sampai
sampai dia lupa menutup kembali pintunya,’ pikir Ryuuva. Dia pun membuka
pintu tersebut dengan meninggalkan koper besarnya di depan pintu
“A-aa..,”
Mata Ryuuva terpaku saat dia melihat seseorang
duduk di depan beranda kamarnya
“Ahh.. Kau sudah kembali rupanya,”
ucapnya ringan, diiringi sebuah senyuman yang cukup manis menurutnya. Orang itu
dengan rambut pendek serta gradasi merah pada ujung rambutnya dan 2 jepit rambut yang
menjepit rambut di bagian pelipisnya. Dan 2 anting melingkar di telinga
kirinya, yang membuat Ryuuva semakin yakin dia adalah laki laki yang menyelinap
di kamarnya.
“Si-siapa kamu..,” Ryuuva sedikit
takut, dia tidak pernah melihat atau membawa seorang laki laki di kamarnya.
“Ng? jadi, ibu asrama belum
memberitahumu? Aku –,” kalimatnya terpotong saat Ryuuva melemparnya dengan tas,
#brughh!!
“Pe-pergi!!!,” Ryuuva begitu histeris
dan membuat siswi lainnya meihat terheran heran, apalagi pintu kamarnya belum
terutup sempurna.
“ – apa yang..,” Anak itu mengusap
usap hidungnya yang tampak kemerahan karena terjangan tas Ryuuva.
“Ryuuu-chan?! Apa yang ter – jadi…,” Runa
mendatangi Ryuuva dan terkejut melihatt kamar Ryuuva yang sedikit beranakan
dengan isi tas yang tadi di lemparnya berhamburan keluar.
“.. A-hhh!!! Aku belum memberitahu mu
ya?,” sambung Runa
“.. A-aapa?,”
“Dia murid pindahan musim ini, karena
seluruh dorm sudah mendapatkan pasangan hanya kau yang sendiri, jadi.. ibu
asrama menempatkan Aoi di kamarmu..,”
“Tapi dia Laki laki!! Dan aku tidak
tahu akan hal itu,” Ryuuva sedikit ketakutan.
“Hey, itu sedikit membuatku
tersinggung nona.. aku ini perempuan..,” anak itu pun berdiri dan menghampiri
Ryuuva juga Runa dan mememegang tangan Ryuuva, sontak itu membuat Ryuuva
sedikit terkejut sehingga rona merah muncul di kedua pipi imutnya
“Apa yang—..,” #plek, telapak tangan
Ryuuva di arahkannya menuju dadanya sedikit terasa di tangan Ryuuva benda
kenyal yang selama ini perempuan memilikinya,
“.. Lihat? Aku perempuan bukan?,”
ucap Aoi santai dengan masih menahan tangan Ryuuva di dadanya, Runa yang meihat
kejadian itu pun hanya bisa menutupi mulutnya dengan rona memerah begitu juga
siswi lainnya yang belum mengeetahui Aoi,
“.. Ky–kyaaaaaaaaaa..!!!!,” hari itu
merupakan kejadian yang cukup memalukan bagi Ryuuva yang selama ini di kenal
pendiam dan tidak banyak memiliki masalah, teriakannya terdengar sepanjang
asrama.
“Bibi!,”
sapa Ryuuva saat berada di depan counter asrama yang kala itu di jaga oleh
pengurus asrama,
“ Ada apa Ryuuva..,”
“ Ehm.. Apa benar kau yang
menempatkan anak baru itu di kamarku?,”
“ Anak Baru? Maksudmu Aoi?,” tanyanya
seperti tahu siapa yang di maksudkan oleh Ryuuva
“ Ya.. Entah siapa namanya,” jawab
Ryuuva sdikit malas saat mengingat kembali kejadian tadi pagi
“ Hee.. Kau sudah bertemu dengannya
ya?,”
“ Bibi.. Kenapa aku tidak di Beritahu
terlebih dahulu sebelum kalian memutuskan dia untuk di kamarku?,”
“ Kami sudah mencoba menghubungi mu
Ryuuva, tapi kamu di Paris dan para pelayanmu tidak memberikan ijin untuk
menyambungkan telepon kepadamu..,”
“ Hahh.. Pasti Ibu yang menyuruh
mereka, jadi sekarang aku harus bagaimana?,”
“ Ya, kau harus membiasakan dirimu
mulai dari sekarang dengan teman baru mu di kamar itu,” penjaga asrama itu pun
tersenyum
“ Nah, aku ada pekerjaan.. sampai
jumpa Shitara-san,” Ryuuva hanya memandang punggung waanita berusia 40 tahun
itu dengan wajah yang masih belum bisa tenang dengan kenyatan yang ada,
Selama ini Ryuuva hanya sendiri di
kamar asramanya, teman teman lainnya telah memiliki teman satu kamar. Ryuuva
hanya tidak ingin merasa terganggu akan kehadiran orang lain di kamarnya,
terlebih lagi dirinya sangat menuntut nilai yang sempurna untuk tiap
semesternya. Tayzuu Shitara yang
merupakan ibu kandung Ryuuva cukup tegas dalam mendidik Ryuuva agar dapat menjadikan
Ryuuva sebagai penerusnya kelak, bahkan permintaan agar Ryuuva tidak memilliki
teman satu kamar pun permintaan dari sang Ibu.
“… Tenang saja ibu, mungkin 3-4 hari
mereka akan menemukan kamar untuk anak baru itu..,” ucapnya di beranda kamar
saat memberitahu Ibunya melalui telepon genggam yang dimilikinnya, sedangkan
anak baru yang dia maksudkan itu hanya diam sambil menikmati acara tv di
kamarnya itu.
“… Iya, aku juga sayang ibu.. sampai
nanti,” Ryuuva mengakhiri pembicaraannya dengan sang ibu dan kembali masuk ke
dalam kamarnya dan menghampiri anak baru itu.
“Baiklah, pertama tama aku ingin
minta maaf padamu, maaf karena sudah menuduhmu yang tidak tidak dan.. aku menyebutmu
seperti laki-laki,” Ryuuva memulai percakapan itu
“Tidak apa, aku mengerti.. siapapun
yang baru melihatku pun akan mengira aku adalah laki-laki,” jawab anak itu
dengan tersenyum lembut yang membuat Ryuuva sedikit merona
“Perkenalkan, Namaku Aoi Riku.. Kamu
bisa memanggilku Aoi..,” tangannya menjabat tangan Ryuuva
“..E-eemm, namaku Ryuuva.. Ryuuva
Shitara, kau bisa memanggilku Ryuuva,” jawab Ryuuva malu dan membalas tangan
Aoi
“.. Ryuuva, nama yang indah menurutku
^^,” #blush, Ryuuva lagi lagi merona kemerahan karena ucapan Aoi,
“Ka-kamu ini.. //////,” Ryuuva tidak
dapat menjawab dengan benar perkataan Aoi, Ryuuva berusaha menyembunyikan
ekspresi wajahnya yang menurutnya pasti terlihat bodoh di depan Aoi.
“Hm? Kenapa? Aku suka dengan namamu..
Ryuuva-chan,” dengan menekan beberapa kata di dalamnya Aoi sedikit menggoda
Ryuuva yang sedari tadi menurutnya sangat manis saat sedang tersipu malu
“He-hentikan, aku mau mandi
////////,” Ryuuva pergi ke kamar mandi dengan tanpa melihat Aoi, sekilas Aoi
melihat dengan jelas Ryuuva tersipu malu hingga dia tidak ingin meneruskan
obrolan itu.
“Manis.. ,” ucapnya pelan dengan senyuman menatap punggung
Ryuuva
“Ryuuva-chaaann~~~,” seorang
perempuan dengan rambut blonde panjang menghampiri Ryuuva yang sedang menikmati
teh hangatnya di cafeteria sekolah bersama dengan Runa Suzaku.
“Reya~~,” sapa Runa dengan
melambaikan tangannya
“Wahh, tidak kusangka Ryuuva-chan
sudah kembali ^^,” gadis manis itu duduk di samping Ryuuva dan menaruh tas nya
di atas meja café,
“Hehe, maaf ya kalau aku tidak
mengabari mu,” jawab Ryuuva dengan sebuah senyuman terlihat di wajahnya
“Tidak apa, aku juga baru kembali
berlibur bersama Nii-chan,”
“Uhh, enak sekali kalian liburan..
sedangkan aku berkutat pada buku untuk mengejar ketinggalan Nilai ku saat aku
sakit,” Runa menempelkan wajahnya di meja dengan membuat ekpresi yang sangat
kucu sehingga membuat Reya juga Ryuuva tertawa melihatnya
“Baiklah, liburan berikutnya kita
akan ke pantai bagaimana? Tapi hanya beberapa orang saja yang ikut..,” ujar
Reya dengan semangat
“Benarkah? Yeayyy~~,” Runa begitu
senang dengan rencana Reya
“Kita bisa menggunakan Villa milik
keluargaku,” lanjut Ryuuva
“Oh, iya.. aku dengar kamu sekarang
punya teman sekamar?,” Tanya Reya sambil memperbaiki dasi sekolahnya
“Te-ternyata Reya-chan sudah dengar?
(mind: bagaimana bisa kabar itu cepat beredar),” Ryuuva sedikit terkejut saat
Reya bertanya seperti itu
“Jadi itu benar? Wahh.. kita dapat
teman baru dong,” seru Reya
“Reya-chan, orangnya sedikit berbeda
kali ini.. Dia sedikit tampan..,” Runa menambahkan
“Berbeda?,”
“Ya.. kau tahu kan, di dunia ini
ada yang namanya perbedaan. Contohnya ya
ini,” Runa sedikit tertawa kecil
“Ru-runa! Ng.. sebenarnya, dia
sedikit berbeda dengan kita, tapi dia perempuan tulen kok—,” Ryuuva sedikit
ragu membicarakan teman sekamarnya yang baru itu
“Iyalah, kan kamu sudah memegang
dadanya? Haha,”
“Runaa >//A//<.” Ryuuva
membekap mulut Runa
“.. Ryuu-chan, kamu berani juga~~
>w<,”
“Tidaak bukan begitu..,” Ryuuva
histeris dengan wajahnya yang sangat kebingungan untuk menjelaskan hal ini
kepada sahabat sahabatnya itu. Ryuuva takut akan terlihat aneh jika kali ini
dia mendapatkan teman sekamar yang tomboy
Kelas pertama, yaitu kelas Jurusan
akan di mulai saat semua siswa siswi duduk di tempatnya, Aoi tampak berjalan
menggandeng tasnya dan mencari kursi yang akan di tempati di kelas ini
“Wahh.. dia anak baru yang di
bicarakan itu?,”
“Ke-keren…,”
“Aku dengar dia perempuan..,”
“Benarkah? Hwaa~~ sayang sekali,”
Aoi mendengar beberapa celoteh orang orang di kelasnya, dia
tahu betul.. semenjak kemarin kejadian di asrama membuatnya di perbincangkan
banyak orang, terlebih lagi Aoi benar benar menarik perhatian orang dengan
rambut kuning pendek dengan gradasi merah pada tiap ujung rambutnya.
“Huft..,” nafasnya terasa berat saat
berada di kelas Seni hari ini, bagaimana tidak? Perhatian dan juga mata seolah
begitu penasaran dengan sosok perempuan satu ini, terlebih lagi teman
sekamarnya adalah seorang putrid pengusaha kaya dan murid cukup terpandang di
Emerysoul
“Hai..,” seseorang menegurnya, saat
akan menjawab Aoi begitu terkejut dengan ‘ukuran’ gadis itu
“Ha—hai..,” ucapnya gugup sambil
meneguk ludah sendiri saat memperhatikan kedua buah dada gadis itu yang ‘cukup’
besar..
“Aku dengar kamu murid baru ya?
Perkenalkan namaku Shirogane.. aku ketua kelas di Kelas Seni ini.. salam kenal
ya,” tangannya menjabat tangan Aoi, begitu lebut dirasanya hamper saja Aoi
bertingkah bodoh dengan hanya menatap dada gadis yang bernama Shirogane itu
dalam beberapa detik
“Ya.. salam kenal Shiro-chan, namaku
Aoi Riku,” jawab Aoi santai mencoba fokus pada wajah gadis itu dan sebuah
senyuman Aoi
“Tak ku sangka, di kelasku akan
datang seseorang yang cukup unik..,”
“Terima kasih, ketua,” Aoi pun menarik tangannya kembali agar
tidak menjadi masalah baru jika nanti ada 1-2 orang akan menatapnya tajam dan
tidak terima dengan apa yang terjadi hari ini. Untung saja guru yang di tunggu
pun tiba dan memulai pelajaran di kelas Jurusan itu, sesekali Aoi merasa masih
di perhatikan oleh seseorang namun dia tidak memperdulikannya.
Jam menunjukan pukul 15:34, beberapa
murid ada yang masih beraktifitas dengan melanjutkannya pada Ekstrakulikuler
Sekolah namun, beberapa juga ada yang tampak bergegas menuju Asramanya berharap
kasur empuk juga AC yang dingin akan memanjakan otak mereka yang cukup terkuras
hari ini, tak terkecuali Ryuuva Shitara
“Ukh, lelah juga mungkin mandi air
hangat akan membuatku nyaman,” ujarnya pelan dan memutar kenop pintu kamarnya,
di rak sepatu tampak sepasang sepatu kets yang Ryuuva tahu siapa pemilik sepatu
itu
“Dia juga kembali,” gumamnya sambil
melangkahkan kakinya setelah merapikan sepatunya juga di rak sepatu yang telah
di sediakan
“Yo!,” sapa Aoi tiba tiba, sontak
saja hal itu membuat Ryuuva terkejut dan nyaris terjatuh namun di tahan oleh
Aoi dengan memegang pinggang kecik gadis itu
“Hu-huaaa,”
“Ahh, maaf mengejutkanmu Shitara-san
^^,”
“Aoi.. kau mengagetkanku saja,”
Ryuuva segera berdiri kembali denganmengambil jarak dari Aoi, sebentar saja
tadi Ryuuva merasakan betul wangi dari tubuh Aoi yang cukup membuatnya nyaman.
“Aku lapar..,” ucapnya pelan dengan
sambil menggaruk kepala bagian belakangnya
“Lapar?,”
“Ya.. kau bisa membantuku?,”
“Me-membantu, memasak?,”
“Tentu saja Tuan Putri.. kamu bisa
masak kan? ._____. ,” Tanya Aoi ragu
“Yaa.. aku sudah terbiasa di Asrama,
apakah Aoi-san tidak bisa memasak?,”
“Se-semua orang juga punya
kekurangan..,” bantahnya dengan mengalihkan pandangannya, Ryuuva dapat melihat
dengan jelas wajah Aoi begitu malu malu saat tidak ingin di sebut tidak bisa
memasak
“Hihi.. iya iya.., aku mandi dulu Aoi
siapkan saja bahannya, bisa memotong sayuran kan?”
“Tentu saja, masa memotong sayuran
tidak bisa =_=.”
“Nah, potong saja Kentang, Wortel,
dan bawang Bombay. Baiklah, aku mandi dulu..,”
Ryuuva meninggalkan Aoi di dapur dan menuju kamar mandi,
namun sebelum dirinya menuju pintu kamar mandi di intipnya sesaat perempuan
tomboy itu. Tampak Aoi sedang berkutat dengan kulkas dan isinya
“Yosh, ayo kita potong,” tingkah Aoi
membuat Ryuuva sedikit tertawa
“Tidak buruk juga..,” gumamnya saat
berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan tiap bagian tubuhnya
*Aoi
POV*
Entah mengapa, saat aku dan Ryuuva sedang
memasak bersama itu membuatku sedikit terhibur dari kepenatanku di sekolah,
senyuman Ryuuva sungguh manis aku suka sekali saat dia tersenyum ataupun
tersipu malu, benar benar cantik seperti Tuan Putri. Terlebih dengan rambutnya
yang hijau lurus itu sangat lembut dan harum, tubuhnya yang mungil dan wangi
sangat membuatku nyaman hanya sebentar aku merasakannya saat dia tengah
mengaduk Kare itu di panci.
“Nah, sudah jadi..,” serunya dengan mengambil
piring yang dia sediakan terlebih dahulu dengan nasi di atasnya
“Wah, hebat.. Shitara-san, kau benar benar
jago,” pujiku terhadapnya
“Bi-biasa saja.. aku memang suka memasak,
apalagi Nasi Kare..,” dia pun menuangkan Kare itu di piring itu setelah itu dia
memberikannya padaku
“.. i-iini untuk Aoi-san,”
“Ahh, Arigatou Shitara-san,” aku pun
membalasnya dengan senyuman dan membawa piring itu menuju ruang depan di mana
terdapat Televisi yang mungin akan dapat menghibur kami juga saat makan bersama.
Kami menikmati Kare itu, benar benar enak..
aku sangat terbantu dengan hadirnya Ryuuva. Tidak bisa ku bayangkan jika aku
mendapatkan teman sekamar yang dingin ataupun cuek padaku pasti aku tidak akan
merasa senyaman ini.
“Hahaha.. lucu sekali,” dia tertawa saat
menyaksikan Reality Show di Televisi itu, aku tidak perduli dengan acara konyol
itu aku lebih tertarik memandang wajahnya, bagi ku sungguh kali ini aku benar
benar melihat seorang Tuan Putri yang selalu ku bayangkan
“.. ng, ada apa,” Tanya nya saat sadar akan
diriku yang sedari tadi tersenyum menatap wajahnya
“Ah, tidak.. Aku senang jika Shitara-san
tertawa seperti itu, menurutku itu sangat indah,”
#blush
Wajah Ryuuva memerah? Apakah dia sakit?
“Shitara-san?,” tanyaku memastikan
semua baik baik saja
“Aoi, ja-jangan mengejekku..,”
sungguh suaranya yang lembut dengan tatapan matanya yang berkaca kaca serta
pipinya yang merona membuat ku berdebar di buatnya, ingin sekali ku peluk anak
iitu. Tapi aku mengurungkan niatku, aku disini untuk mengejar impianku dan aku
tidak mengejar lagi cinta dan pasangan
“Ahh.. ma-maafkan aku Shitara-san
^^:: ,” aku mencoba menenangkannya berharap dia tidak akan menangis
“U-uhh..,” dia membuang wajahnya,
ahhh sangat imut menurutku
“Hey, jangan ngambek,”
“A-aaku mau tidur..,” ujarnya dan
bergegas mennuju tempat tidurnya tanpa membereskan terlebih dahulu piringnya di
meja itu
“Hee? Baru juga jam segini?,”
“… Aku lelah,” Ryuuva pun menarik
selimutnya hingga menutupi sebagian tubuhnya dan membalik badan agar tidak
menatapku, aku pun hanya menghela nafas dan tersenyum kecil melihat tingkahnya
“Baiklah Tuan Putri,” aku pun
mengangkat kedua piring itu dan membawanya menuju dapur, setidaknya aku harus
membantu Ryuuva bersih bersih. Bukankah ini juga kamarnya? Dan saat pertama
kali aku datang ke kamar ini, aku ingat betul begitu rapi dan tertatanya barang
barang di kamar asrama Ryuuva, kepribadian seseorang tercermin dari kamarnya.
Benarkah? J
*END OF POV*
Ryuuva terbangun dari tidurnya, saat meraih
jam di meja nya waktu telah menunjukkan pukul 06:23. Ryuuva pun menoleh ke
samping dimana tempat tidur Aoi berada
“Kosong.. mungkin dia sudah ada kelas, tapi
sepagi ini?,” gumam Ryuuva terheran heran, Ryuuva akui Aoi begitu mencintai
Jurusannya saat dia melihat meja belajar Aoi yang oenuh dengan karya seni dan
buku yang cukup menarik baginya.
“Mungkin, aku harus belajar dari semangatnya,”
pikir Ryuuva sambil kembali melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, tak lupa
dia menuju dapur terlebih dahulu untuk mengambil segelas air mineral untuk
meredakan hausnya.
Kelas
Jurusan Seni saat itu sangat ramai, salah seorang siswinya tengah menangis
terisak isak di meja kelasnya. Dia adalah Shirogane,
“ketua, jangan menangis..,”
“i-iiya, ketua pasti akan dapat pasangan yang
lebih dari Rain-senpai..,” beberapa siswa siswi sedang mencoba menghentikan
tangisan Shiro, namun apa daya Shiro begitu terhanyut dengan kesedihannya. Aoi
yang melihat hal itupun sedikit terganggu dia pun beranjak dari kursinya dan
menuju Shiro.
“Ketua, pakai ini.. tidak baik gadis sepertimu
menangis tersedu-sedu, sneyumanmu lebih indah dari sebuah air mata,” ucap Aoi
saat memberikan sapu tangan miliknya, berharap Shiro akan menghentikan
tangisannya. Benar saja Shiro menatap Aoi sejenak dan menghentikan isak
tangisnya dan mengambil sapu tangan itu
“te-terima kasih..,” ujarnya sembari mengusap
wajahnya, Aoi pun meninggalkan Shiro dan berjalan menuju keluar kelas dengan
membawa tasnya sedangkan Shiro yang telah tenang hanya menatap kagum pada Aoi
“Riku-san memang terlihat keren..,”
“kyaaa, ketua sepertinya dia menyukaimu~,”
“be-benarkah?,”
Shiro bertanya Tanya di kelasnya.
Gadis rambut hijau lurus itu telah keluar dari
kelasnya, dia memeluk buku itu sambil memainkan ponselnya tanpa memperhatikan
jalan di depannya sehingga..
#dugh,
Langkahnya
menabrak sesuatu dan tubuhnya di halangi oleh sesuatu pula.
“Kalau jalan lihat lihat Ryuuva,” suara itu
Ryuuva kenal, dia pun menatap orang tersebut, pemuda yang tinggi dengan postur
tubuh yang cukup matang di tambah rambut panjang dan emasnya sangat Ryuuva
kenal, sontak saja Ryuuva mundur beberapa langkah dan menyimpan kembali gadget
itu
“Re-ren? Ngapain kamu disini..,” tanyanya
pelan
“Hey, aku kan pembimbing disini ^^,”
“Huh, alasan mu saja kan? Bilang saja kamu
kesini karena lari dari kejaran fans mu ==,”
“Hahaha.. kau ini memang lucu Ryuuva,”
mengelus kepala Ryuuva dengan lembut, tatapan pemuda itu menjadi lembut.
Membuat siswa maupun siswi di sekitarnya terlihat senang sekali dengan
pemandangan itu
“He-hentikan Ren!! Ma-malu tau,” Ryuuva
melepas tangan Ren dari kepalanya
“Hmm, ayo kita makan..,” ajak Ren
“Aku masih kenyang, nanti saja..,” Ryuuva
menjawab
“Kalau begitu ayo kita jalan,” Ren kembali
menawarkan
“Aku masih ada kelas =.= ,”
“Sigh, sekarang susah sekali untuk di ajak
pergi,” menarik hidung Ryuuva pelan dan tersenyum tipis
“Hihhh, lepaskan! Uhh ajak saja salah satu
fans mu kan sama saja.. ahh lihat sudah jam segini aku masih ada urusan, bye
Ren..,” Ryuuva berhasil melepaskan diri dari kejail-an Ren, pemuda itu hanya
tersenyum melihat punggung Ryuuva yang tampak mulai menjauh dari dirinya
“Tidak berubah..,” gumamnya pelan sembari
kembali berjalan menuju ujung lorong tersebut.
*Ryuuva POV*
Langkah kaki ini terus saja menapaki jalan
kecil berbatu di taman sekolah, namun tiba tiba aku merasakan rintik hujan. Semakin
lama rintik hujan itu semakin besar dan menumpahkan air hujan yang begitu deras
sehingga membuat beberapa siswa siswi yang berada di taman ini berlari mencari
tempat teduh, termasuk diriku.
#bruushh
“Ahh, sial..,” umpatku pelan, untung saja
tidak jauh dari tempatku berlari aku menemukan sebuah pohon yang cukup besar
dan dapat berteduh sementara, aku hanya mengusap usap lengan dan pakaianku agar
sedikit nyaman di kulitku
“Pakai ini,”
#bruk,
Ada seseorang disini yang berteduh bersamaku?
Dia memberikan jaket itu di kepalaku, tidak basah dan sangat wangi aku pun
mencoba melihat siapa yang memberikan jaket ini. Alangkah terkejutnya aku saat
melihat Aoi yang berada hanya berjarak 3 meter dari ku, wajahnya tersenyum
membuatku menjadi panas sehingga aku tidak lagi menatap wajahnya.
“Ada apa?,” tanyanya
“Ti-tidak apa apa.. aku terkejut, Aoi-san ada
di sini,” jawabku pelan sambil menghangatkan diri dengan jaket itu, sangat
hangat dan lembut
“Dari tadi siang sih sudah disini, untung saja
aku langsung berteduh saat rintik tadi,” dia menatapku dan kembali tersenyum,
aku dapat menangkap tatapan matanya yang lembut itu
“Te-terima kasih..,” ucapku pelan dengan
menutup sebagian wajahku dengan jaketnya
Deras hujan membuat kesunyian di antara kami
semakin terasa, aku tidak berani untuk memulai percakapan ini. Tetapi, jika
kami tidak saling bicara apakah nanti dia akan menganggapku aneh? Sungguh 20
menit itu serasa satu tahun penuh kami berdiam diri. Alhasil Aoi pun ternyata
membuka percakapan di antara kita
“Shitara-san.. apakah aku terlihat menyebalkan
bagimu?,” pertanyaan itu sangat tidak ku harapkan, mengapa dia berfikiran
seperrti itu? Pandanganku memutar menatap dirinya yang tidak menatapku, tatapan
matanya terlihat sangat penuh arti saat melihat hujan
“Te-tentu tidak, justru.. kau sangat ramah
padaku, aku senang Aoi yang berada di kamarku” aku menjawab malu takut jika
lidah ini merangkai kata yang salah yang akan membuatnya sedih.
“Arigatou.. Shitara-san, ayo kita kembali
sepertinya hujan sudah mereda..,” telapak tangannya mengadah ke depan dan
tampak tetesan hujan itu tidak begitu deras hanya rintik kecil yang terlihat
dan di rasakan oleh telapak tangan yang cukup bebeda untuk gadis seusianya.
“Kau yakin? Sepertinya akan kembali hujan..,”
“JIkapun begitu, aku yang akan melindungi mu
dari hujan,”
#blush
Wajahku memerah saat Aoi mengatakan itu, aku
jadi bingung harus berekspresi seperti apa di hadapannya, kata-kata itu seperti
membuatku meleleh
“Ta-tapi—kyaa !!,” tangannya menggenggam ku,
kami berlari meskipun rintik hujan itu masih bersisa untung saja jaket ini
melindungi ku dan tangannya menahan jaket itu agar tidak terjatuh saat kami
berlari, wajahnya saat itu sangat senang sekali senyumannya begitu manis di
lihat darimanapun memang dia seperti laki-laki tetapi saat ini aku melihat Aoi
Riku yang sebenarnya, dia perempuan.. Perempuan yang sangat manis saat
tersenyum bersamaku dan hal itu
membuatku tenang dnegan senyuman juga mengembang di wajahku
*END POV*
Sudah 1 minggu ini Aoi dan Ryuuva sering mengobrol satu sama
lain di kamar mereka, tidak ada lagi menjaga jarak bagi Ryuuva. Dia sudah
sangat nyaman dengan kehadiran Aoi di sisinya Ryuuva selalu merasakan perasaan
lain saat bersama Aoi, begitu juga dengan Aoi yang selalu menaruh perhatian
lebih pada gadis yang selalu di sapanya sebagai Tuan Putri ini
“Jadi, hari ini Aoi jam bebas?,” tanya Ryuuva
saat mereka berdua keluar dari kamar asrama dan Aoi tengah mengunci pintu itu
“Ya, begitulah.. Hari ini aku mungkin akan ke
perpustakaan mencari ide alternative untuk Tugas,” jawabnya setelah megunci
pintu kamar asrama.
“Haaa~ enaknya,” Ryuuva sedikit tidak
bersemangat hari ini
“Ryuu-chaa~~nn..,” suara itu menyapa Ryuuva,
gadis itu segera memeluk Ryuuva dengan erat membuat Aoi sesikit terkejut di
samping Ryuuva
“Re-Reya-chann.. Ada apa?,” Ryuuva mencoba
tenang dia tahu mungkin saat ini Aoi tertawa kecil melihat tubuhnya yang mungil
di peluk erat oleh perempuan dengan rambut blonde kuning emas panjang ini
“Aku mau jemput kamu buat ke kelas bersama
OwO)/ ah—siapa?,” Reya menyadari kehadiran Aoi di sampingnya, “seperti laki-laki “ gumam Reya menatap tubuh semampai Aoi
“Dia.. teman sekamarku yang itu.. ///////,” Ryuuva malu-malu
memperkenalkan Aoi
“Ha-halo...,” sapa Aoi
“Jadi, dia.. teman sekamarmu?,” Reya mendekati
Aoi dan memperhatikan detail wajahnya yang membuat Aoi sedikit tidak tenang,
Reya begitu penasaran pada makhluk satu ini. Matanya yang tajam dan rambutnya
yang memiliki gradasi warna serta tindik yang melingkar di telinganya? “Apakah dia memang anak baik-baik yang sperti
di beritahu oleh Ryuuva? “ Reya pun berhenti saat menatap wajah Aoi, sebuah
ssenyuman manis Aoi tunjukkan sebagai bentuk sapaan terhadap Reya
“Senang bertemu denganmu Nona, namaku Aoi
Riku..,”
“Reya Seraphine.. kau bisa memanggilku dengan
Reya, Aoi-san…,” ucap Reya dengan senyuman khasnya tercipta di wajah manisnya
“… Aoi juga jurusan Bisnis?,” Reya melanjutkan
bicaranya
“Tidak, aku berada di Jurusan Seni.. Jadi,
Reya-san teman sekelas Shitara-san?,”
“Ya, begitu lah ^^ ng.. ahh!! Kita akan
terlambat! Ayo Ryuuvaa~~ gomene Aoi-chan, aku culik dulu Ryuuva ya XD,” Ujarnya
saat menarik lengan Ryuuva setelah melihat jam di tangannya,
“A-Aoii.. aku pergi dulu.. Reyaaaa jangan
tarik-tarik DX,”
“Hai-hai’..
shitara-san ^^,” Aoi melambaikan tangannya dengan senyuman dia tampilkan di
wajahnya.
Seperti yang di rencanakan Aoi, dia pergi
menuju perpustakaan untuk mencari ide untuk tugas Seni selanjutnya. Dia tahu
tidak akan mudah mengingat perpustakaan Emerysoul Academy ini sangat luas
“Oke 3 buku saja kali ini.. kepalaku pasti
akan pusing jika lebih dari ini..,” ujarnya pelan saat mulai duduk di kursi
yang kosong itu dan mulai membuka buku buku itu.
Suasana
yang cukup tenang membuat nyaman siswa-siswi yang datang disana, Aoi
sebenarnya sangat benci untuk membaca buku apalagi jika itu sangat rumit
menurutnya hal hal seperti itu tidaklah penting,
Beberapa siswa maupun siswi yang berada di
sana sedikit memperhatikan gadis itu, memang rambut kuningnya dengan sedikit
gradasi merah pada tiap ujung rambut bagian depannya membuat siapapun pasti
akan bertanya Tanya ‘mengapa ada siswi yang berpenampilan seperti laki-laki dan
memiliki rambut aneh seperti itu?’. Namun, Aoi tidak memperdulikan tatapan
mereka, dia telah terbiasa akan hal itu
“Sigh, mataku sakit..,” Aoi megusap usap
matanya dan menghentikan aktivitas membacanya itu
“Mungkin, kau butuh ini.. Aoi..,” suara lmbut
itu menghampiri Aoi, dengan tangannya menyodorkan sesuatu,
“ketua? Sedang apa disini?,” Aoi sedikit
terkejut
“Tentu saja sepertimu, sedang mengisi
kekosongan untuk membaca buku, bukan begitu? ^^,”
“A-aahh.. begitulah.. jadi, ini apa ketua?,”
Tanya Aoi penasaran saat melihat botol kecil yang tadi Shiro serahkan.
“Itu obat mata, mungkin matamu lelah seharian
membaca buku?,”
“Ng.. souka, terima kasih Ketua..,”
“Panggil saja aku Shiro ^^,”
“… err—baiklah Shiro,”
“Terima kasihh ya, waktu itu kau sangat baik
padaku, maaf.. sapu tanganmu hilang saat ku cuci, pasti sapu tangan itu penting
untukmu :( ,”
“Tidak apa ketua, eh Shiro.. Kau lebih membutuhkan
itu dari pada ku, aku jarang menggunakan sapu tangan. Tapi, syukurlah jika sapu
tanganku berguna kali ini untuk gadis manis sepertimu ^-^,”
#Blush
Aoi benar-benar membuat Gadis itu
kembali memerah merona dengan kalimatnya, Shiro tahu Aoi berkata seperti itu
untuk menyenangkan hatinya, tetapi, kalimat itu cukup membuat jantungnya
berdebar saat ini
“Be-begitukah? Ahaha.. so-souka.. //////,”
pandangannya menuju ke arah lain saat Aoi tersenyum menatap Shiro,
Aoi tidak sadar beberapa hari ini Shiro memang
sering memeperhatikannya saatt berada di kelas maupun di jam tertentu. Semenjak
Aoi bersikap baik padanya, Shiro sedikit menaruh perhatian pada Aoi. Dia mulai
tertarik pada perempuan rambut kuning itu.
“jadi, apa yang membuat Shiro menangis seperti
saat di kelas? Maaf jika ini pribadi.. aku tidak akan menanyakan lebih jauh,”
ucap Aoi membuka percakapan kembali
“.. Ah, kau penasaran ya, yaaah.. memang
sedikit pribadi.. Tapi tidak usah khawatir aku baik-baik saja.. sungguh ^^,”
Senyuman manis itu tampak begitu di paksa oleh perempuan dengan rammbut ungu
sebahunya.
“… Baiklah, Aku mengerti..,” Aoi kemudian
membicarakan hal lain bersama Shiro. Selama 2 jam penuh Shiro dan Aoi
berbincang bincang membahas akan Jurusan mereka, Aoi cukup senang karena
akhirnya ada orang lain yang dapat dia ajak bicara selain Ryuuva. Meskipun
Ryuuva juga pasti tidak akan mengerti saat dia akan membahas Jurusannya, begitu
lah pikir Aoi.
Tanggal 24, Hari Minggu. Dimana seluruh
siswa-siswi Emerysoul Academy menikmati hari santainya, melepaskan kepenatan
dari lingkungan sekolah dan berbagai macam tugas berat. Beberapa mungkin masih
berkutat pada tugas dan beberapa kegiatan klub.
“Aaaahh.. bosaaaannn,” ujar Runa berbaring di
depan Tv bersama dengan Aoi juga di sana. Ya, beberapa hari ini Runa sering
sekali berkunjung atau bahkan menumpang hanya untuk bersantai dan makan cemilan
bersama Ryuuva juga Aoi, Aoi tidak keberatan akan hal itu karena bagaimanapun
juga teman Ryuuva juga adalah temannya
“Aoi.. apakah kau tidak bosan? Sudah lebih dari
1 bulan kau di sekolah ini.. Tapi, aku tidak melihatmu keluar dari Sekolah ini
untuk liburan?,” Tanya Runa
“Aku tidak tahu lingkungan disini, dan aku
tidak tahu tempat hiburan yang bagus untuk melepaskan kepenatanku,” Aoi
menjawab santai, memang benar Aoi bukan berasal dari Kota Karakuri dan tidak
terlalu banyak waktu yang dimiliki Aoi untuk menjelajahi setiap tempat wisata
di Kota Karakuri ini.
“Ah! Aku ada ide, bagaimana kalau Ryuuva saja
yang menemanimu untuk berkeliling Kota ?,” jawaban dan saran Runa itupun
membuat Ryuuva sedikit terkejut,
“A-aa.. Aku?...,” Ryuuva sedikit melirik Aoi
yang juga tengah menatap matanya, mata mereka pun bertemu dalam satu pandang
membuat Ryuuva tidak mampu menatapnya lama.
“Sudahlah.. anggap saja ini sebagai perayaan kepulanganmu
juga kedatangan Aoi di sekolah kita.. Tapi, aku tidak ikut ya.. Lagi males
keluar nih Panass~~ =w=)/,” Runa beralasan
“Cu-curaangg!!!,”
“.. Ide bagus, lagi pula aku belum pernah
menjelajahi Kota ini.. Bagaimana dengan mu, Shitara-san?,” Aoi bertanya sembari
tersenyum
“.. Ng, ba-baiklah.. ku pikir, tidak buruk
juga..,”
“Kalau pulang bawa kan aku Burger di jalan
Akurama ya =w=)/ ,” sambung Runa dengan mengedip-kedipkan matanya pertanda agar
dapat Ryuuva penuhi permintaannya
“Huhh.. dasar, ada aja maunya =_=,”
“Aku ganti baju dulu ya..,” Ujar Aoi saat
melangkahkan kakinya menuju lemari untuk mengambil pakaian dan menuju kamar
mandi
“Sudahlah, terima saja.. Daripada kamu stress
di asrama hayoo? Ahh kebtulan di Taman sedang ada Event untuk pasangan, karena
Yuuri tidak ada ya kamu saja yang pergi dengan Aoi =w=,” bisik Runa
“Kenapa kamu tidak ikut? Kan kita bisa
mengajak Reya?,”
“Reya lagi sibuk untuk cover majalah, kamu
tahu sendiri anak itu super sibuk sama seperti Nagisa =__=,” lanjut Runa
“Ahh.. kamu benar, Runa-chan.. Yasudah, aku
juga mau siap-siap, kamu kalau kembali ke kamar jangan lupa matikan listrik di
kamarku dan menguncinya kembali.. Awas kalau lupa =3=,”
“Iya-iya.. duhh kamu ini Ryuuva..,” Runa
sedikit menahan tawanya,
*Ryuuva POV*
Panas mentari memang menyengat siang ini,
entah apa yang membuatnya seperti itu. Aku dan Aoi pun berjalan berdua saat
menyusuri lorong akademi, ‘sepi..’
itu yang ku pikirkan. Hari minggu ini sepertinya banyak yang melakukan
aktifitas di luar sekolah, yahh mungkin ini bukanlah ide buruk mengingat aku
juga sudah lama tidak berkeliling kota semenjak Yuuri dan Nagisa mulai sibuk
dengan urusan mereka membuat Runa, Reya juga diriku jarang berkumpul bersama.
“Sepertinya banyak yang pergi keluar ya..,”
Aoi mulai membuka percakapan kami, aku bingung harus menjawab apa otakku tidak
bisa berfikir cepat,
“.. ya-yaa, mu-mungkin..,” aaaaahh.. rasanya
aku ingin sekali merebus otak ini. Bagaimana jika Aoi beranggapan aku tidak mau
jalan dengannya? Sebenarnya, aku cukup senang dengan ide yang di berikan Runa.
Namun, bersama Aoi? Itu cukup membuatku aneh, karena dilihat bagaimanapun dia
seperti laki-laki,
“.. Kita sudah di luar Sekolah. Jadi, kita
mulai dari mana?,” suaranya membuyarkn lamunanku, aku pun berfikir sejenak untu,
memilih rute jalan yang terbaik untuk kami
“Ng.. Aoi-san, bagaimana kalau kita ke Taman
Hiburan di pusat kota? Di sana ada berbagai macam arena permainan dan tempat
yang indah jika kau mau,” jawabku pelan dengan menunduk sedikit. Aku masih
enggan menatapnya langsung, entahlah.. tetapi saat menatapnya ada perasaan aneh
menyelimuti hatiku dan itu sangat aneh.
“Boleh saja, asal bersama Shitara-san aku
tidak keberatan ^^,”
#blush
Wajahku merona, lagi-lagi Aoi membuatku
menjadi panas.. aku pun hanya mengangguk pelan sembari berjalan di belakangnya,
‘harum sekali..’ yah, aku berkata
pelan tanpa sadar aku harap Aoi tidak mendengar kata-kataku barusan. Jika di
perhatikan, Aoi tidak lah buruk dalam berpakaian saat di luar jam sekolah. Dia
mengenakan kemeja hitam dengan t-shirt berwarna kuning senada dengan warna
rambutnya di dalam kemeja itu, ditambah dia menggunakan gelang dan celana
panjang yang menambah kesan tinggi pada tubuhnya. Namun, jika di perhatikan
dengan jarak yang cukup dekat aku baru sadar bahwa gradasi warna merh pada
rambutnya cukup indah..
“Hei, kenapa di belakang? Shitara-san suka
cium punggung orang ya,”
#dugh
“A-apaan sih //////…,” aku memukul pelan
pundaknya dengan menahan malu
“… Hehehe, aku bercanda.. Shitara-san,” Aoi
memperlambat langkahnya dan mengelus rambutku pelan, lembut sekali tangannya
saat mengusap-usap rambut hijau ku
“.. Ja-jangan panggil nama keluargaku,
Aoi-san..,”
“Hng? Jadi..,” dia pun menggantung kalimatnya
“.. Ry-Ryuuva..,” ucapku pelan di sampingnya
“.. Ryu?,” Aoi sedikit menggoda Ryuuva
“Ryuuvaaaaaa.. Aoi panggil Ryuuva saja..
>///_///<,”
Entah apa yang kulakukan pasti kala itu
wajahku sangat aneh dengan ekspresi yang aneh pula, aku takut hal itu menjadi
bahan tertawaan Aoi, meskipun aku yakin Aoi mungkin tidak akan mengejekku
“Haha.. iya, Aku akan memanggilmu, Ryuuva..
sesuai keinginanmu Tuan Putri,”
“Tu-tuan Putri? Aoi jangan menggodakuuu DX,”
“Ahh, gomen-gomen XD,”
Akhirnya kami pun tiba, disana memang banyakk
perubahan.. Terakhir kali aku kemari saat kelas 10, itu pun bersama dengan Ren,
Yuuri, Runa dan Reya.
“Wah, ramai juga..,” ucapnya di depanku
sembari melihat sekitar kami
“Ya.. ini hari minggu, tentu saja ramai,”
“Jadi, kita akan mulai dari mana? ,”
“Ng.. Ba-bagaimana kalau ke sana?,” aku pun
menunjuk tempat dimana terdapat banyak sekali permainan yang dapat kami mainkan
nantinya,
“Oke, ayo kita kesana.. Ryuuva,”
#grepp
Tangannya meraih telapak tangan ku, dia
menggenggam lembut telapak tanganku.. aku dapat merasakan kehangatan yang
mengalir dari telapak tangannya menuju tanganku. Entah mengapa itu seperti
menyelimuti hati ku, dia membuatku kembali berdebar.
“Hei.. Antriannya masih panjang.. bagaimana
ini?,” ucapnya berdiri di sampingku dengan membawa 2 ticket masuk untuk bermain
di salah satu wahana yang tampak seperti kereta gantung
“Kalau begitu kita bermain yang lain saja,
lagi pula waktu kita masih banyak kan? ^^,” aku tersenyum. Aoi sangat baik
padaku dia rela mengantri berdesakan hanya untuk membeli Ticket wahana ini
“.. Boleh juga, ayo kita jalan lagi,”
“Y-yaa..,” Aoi menggandeng tanganku kembali,
jemarinya cukup lentik menurutku dan lembut di telapak tanganku, mengapa dadaku
berdebar seperti ini?
*POV END*
Sudah 1 jam Ryuuva dan Aoi berkeliling, mereka
memainkan beberapa wahana permainan dengan gembira. Aoi sangat menikmati sekali
hari ini dimana dia bisa melihat Ryuuva tertawa dan melupakan sejenak kepenatan
akan tugas-tugas sekolah.
“…. Ngh…,” Ryuuva memegangi perutnya saat di
rasa sedikit berbunyi, Aoi yang menyadari akan hal itu pun melihat jam di
smartphone-nya yang menandakan pukul 2 siang,
“Sudah siang rupanya…. Mau makan siang bersama
ku,? “ Aoi menawarkannya
“Ma-makan siang?,” Ryuuva takut jika Aoi
sempat mendengar bunyi perutnya
“Iya.. Aku lapar, apakah Tuan Putri mau makan
siang bersama ku?,” Aoi sedikit menunduk dan tersenyum menggoda Ryuuva
“A-Aoii, hentikan.. itu memalukan /////,”
Ryuuva merona, dia tahu Aoi mengatakan hal itu hanya untuk menggodanya tetapi
dia senang saat Aoi seperti itu,
“Haha iya-iya..,” Aoi tersenyum senang entah
apa yang dia pikirkan saat ini tetapi, tampak raut wajah Aoi berubah menjadi
lembut sekali menatap Ryuuva bersamaan dengan telapak tangan Aoi yang mulai
mendekati wajah Ryuuva
“.. A-Aoi?,” Tanya Ryuuva heran, telapak
tangan itu kini menempel di pipi kirinya mengusap lembut pipinya yang merona
itu, Ryuuva sedikit geli karenanya tetapi dia hanya diam merasakan hangatnya
tangan Aoi di wajahnya.
“Aku senang.. Ryuuva sudah memanggil nama
depanku tanpa malu-malu..,”
#Deg-deg
Jantung Ryuuva berdegup kencang saat mendengar
kalimat Aoi, dia pun baru menyadarinya. Akhir-akhhir ini Ryuuva memang sering
memanggil Aoi dengan nama depannya, telapak tangan itu semakin menjalar menuju
dagu Ryuuva dimana saat itu Ryuuva hanya terpaku pada senyuman Aoi yang selalu
berhasil menghipnotisnya, jemari lembut Aoi kini berada tepat di bibir mungil
Ryuuva dimana bibir itu membatu tanpa mengeluarkan suara apapun membuat Aoi
leluasa mendekatkan wajahnya
“.. Arigatou.. ,” ucap Aoi sesaat sebelum
wajahnya mendekat,
Suasana di taman sangat ramai saat itu, Aoi
dan Ryuuva berada di tengah keramaian itu. Tidak ada yang menyadari akan posisi
mereka yang sangat dekat itu, Ryuuva merasa waktu kini berhenti tepat saat dia
melihat dengan jarak dekat iris mata kuning milik Aoi di depannya dapat Ryuuva
rasakan nafas itu hangat mendekatinya sehingga entah apa yang merasukinya
Ryuuva hanya memejamkan matanya dan merasakan udara semakin tipis di antara
wajahnya dan Aoi.
#Piiiiiipppp—
“.. Zutto
koishikute shinderera… Seifuku dake de kaketeiku wa—,”
“!!!!?,” nada dering itu membuat keduanya
reflex menjauh. Aoi pun memeriksa smartphone-nya dan melihat siapa yang
mengiriminya E-mail di saat seperti ini.
“… Ketua..,” gumamnya pelan dengan wajah yang
tidak terlalu memperdulikan isi pesan itu sehingga dia langsung menghapusnya
dan kembali menyimpan smartphone itu lagi tidak lupa dia Silent terlebih dahuku
agar tidak lagi mengganggunya di saat sekarang
“.. Ma-maaf,” Aoi tidak berani menatap wajah
Ryuuva, dia yakin kali ini Ryuuva pasti akan menganggapnya aneh. Bagaimana
tidak? Hampir saja dia akan mencium gadis polo situ entah apa yang tengah
merasukinya saat ini
“… Ayo kita makan..,” ucap Aoi kembali
melanjutkan kalimatnya dengan berjalan mendahului Ryuuva, Ryuuva hanya terdiam
menatap punggung Aoi dia masih tidak percaya hanya beberapa inci saja lagi
bibir itu akan mendekati bibirnya
“.. U-umm,” Ryuuva berjalan mengikuti Aoi
dengan menyentuh bibirnya sendiri, masih dapat di rasakan Ryuuva nafas Aoi yang
hangat itu sangat dekat di wajahnya
“Ugh.. apa yang kulakukan sebenarnya,” gumam
Aoi mengacak-acak rambut kuningnya, hingga sekarang pun jantung keduanya belum
berhenti berdetak.
Suasana Café yang tenang dengan alunan music
yang nyaman membuat pengunjung menikmati waktunya, jam makan siang sudah
berbunyi saatnya ebebrapa pasangan membawa pasangan mereka kemari, tak
terkecuali Gadis dengan rambut kuning menyala dan anting melingkar di telinga
kirinya yang semakin membuat penampilannya seperti laki-laki menggandeng
seorang gadis manis bak seorang putrid dengan rambut hijau klorofil lurusnya
dan bola mata nya yang indah membuat sebagian pengunjung pasti akan
bertanya-tanya
“Manis sekali.. Lihat mereka pasangan yang
unik,”
“Hei.. Dia laki-laki bukan?,”
“Astaga, dia perempuan tapi keren sekali~,”
Aoi mengajak Ryuuva duduk di sebuah meja yang
tidak jauh dari beranda Café, Aoi sangat terpesona melihat pemandangan dari
lantai 2 Café ini.
“Indah sekali.. Ryuuva lihat,”
“.. Café ini memang salah satu Café yang ramai
dan banyak oengunjungnya karena bisa menikmati pemandangan Taman bermain ini,
Aoi..,” Ryuuva menjelaskan
“.. Tidak salah pilih tempat kan? Hehehe,”
“Iya.. ^^,” Ryuuva tersenyum
Ryuuva dan Aoi beranjak dari Café tersebut dan
kembali melanjutkan liburan mereka yang sebenarnya orang awam pun akan menatap mereka
sperti pasangan yang tengah berkencan,
“Rumah Hantu..,” Aoi membaca papan nama wahana
itu
“A-aoi, yakin?,” Ryuuva sedikit ragu saat
melihat sedikit jalan masuk yang cukup gelap ke wahana itu
“Tentu.. Ryuuva takut?,”
“Ti-tidaakk! Aku tidak takut ><,”
“Baiklah ayooo,”
Aoi menggandeng semangat Ryuuva menuju Rumah
Hantu tersebut, ada kecemasan tersendiri bagi Ryuuva jika dia memasuki
permainan yang cukup membuatnya menjadi pucat itu.
“A-Aoii..,” Ryuuva merapatkan tubuhnya di
punggung Aoi merasa tidak nyaman dengan suasana di dalam
“Tenang.. ini hanya boneka dan beberapa kain
aku disini.. Ryuuva,” Aoi mengeratkan genggaman tangan Ryuuva dan tersenyum
lembut
Suasana di dalam memang cukup mencengkam,
membuat Ryuuva bergidik ngeri melihatnya. Meskipun tubuhnya juga merasakan hawa
dingin di dalam sana akhirnya Aoi memberanikan diri ini menuntun Ryuuva untuk
keluar dari ruangan ini
“Ryuuva.. daijoubu? ,” Tanya Aoi pada gadis
itu sedikit khawatir
“Ah, ng.. i-iya.. Bi-sa kita keluar Aoi-chan?
,” jawabnya dengan suara pelan meskipun jemari cantik itu menggengam erat
tangan Aoi
“O-ohh.. Baiklah,”
Genggaman Aoi semakin erat untuk membawa