Minggu, 28 September 2014

Ryuuva x Aoi (part 1)



Hello.. Ikha Tainaka Here~~
Thank You for read this Fuck Fiction.. uhm, I mean.. Fun Fiction~ Ahh Whatever haha LOL :’’>
This is just another story for Aoi and Ryuuva, Characters Roleplaying from Yume No Sekai
Argh ! Please gue cinta Indonesiaaaa.. //bakar lidah sendiri/
Back to normal~
Saya pinjem beberapa karakter Roleplaying di Grup Yume No Sekai dan Oc Sukma Kazuhito  yaaaaa.. _( :’’P 
Fiction ini hanya sebagai hiburan di antara beberapa cerita Yume No Sekai.. Dan kecintaan ku akan Yume No Sekai~ dan janji saya sama Senpai haha /lol
Itu aja deh salam saya.. hahaha, silahkan baca :^]
Rated: T-M (17+)
Genre: Romance, Life of School, Hurt/comfort (lol), Yuri
Note: Maaf akan begitu berantakannya kallimat, EYD juga paragraph ku, Typo dimana mana dan OOC juga. Saya memang tidak sempurna dalam mengerjakan sesuatu :’’O /burn/

“CERITA MILIK SAYA, KALAUPUN ADA YANG SAMA DENGAN PUNYA KALIAN SAYA BENER-BENER MINTA MAAF.. :P “
IKHA TAINAKA PRESENT
.
.
“She Is My Princess”
.
.
 ~~ Enjoy it~~


Emerysoul academy, tempat dimana seluruh remaja di Karakuri City berkumpul untuk menuntut ilmu. Sekolah yang sudah memberikan prestasi dan Lulusan yang berkualitas  itu menjadi pilihan utama orang tua manapun yang menginginkan anaknya menjadi pribadi yang baik, tidak hanya soal pelajaran dan kedisiplinan yang mereka terima tetapi juga mereka belajar mengembangkan jati diri mereka bersama teman asramanya
Tahun ini merupakan tahun ajaran baru, beberapa di antaranya juga merupakan murid pindahan yang merupakan siswi maupun siswa yang sudah di uji dan di yakini pantas untuk bersekolah di Academy ini, seragam mereka yang begitu unik karena setiap kelas memiliki cirri khasnya masing masing.
Tampak seorang gadis tengah turun dari sebuah mobil hitam yang tampak elegant, rambut hijau lurusnya membuat siswa siswi di sana menatapnya terpana.
            “Baiklah, ibu.. aku berangkat ya..,” ucapnya lembut dengan memeluk seorang wanita yang baru saja di sebutnya ibu itu
            “Ehm, jangan lupa pesan ibu ya, Ryuuva..,” wanita tersebut pun membalas kalimat sang anak dengan senyum tipis mendarat di wajah cantik namun dingin itu
            “Iya Ibu..,” Gadis itu melangkahkan kakinya menjauh dari sang Ibu sesekali menoleh dan tersenyum manis untukmibunya yang mulai masuk ke dalam mobil dan pergi dari sekolah itu.
            Sepanjang jalan setapak banyak murid baru di temuinya, di lihat dari seragam mereka pun sudah terlihat perbedaannya. Ryuuva Shitara.. Itulah namanya, gadis yang berparas cantik itu selalu membuat orang di skeitarnya takjub. Tidak hanya karena wajahnya tetapi juga Ryuuva merupakan murid yang cukup di banggakan disini
            “Ryuu-chaann~~~~,” dari kejauhan seseorang memanggil nama itu, Ryuuva pun menoleh dan mendapati suara imut itu memeluknya erat #gyuuutt~~
            “Ru-runa..,” Ryuuva sedikit terkejut karena ulah temannya itu
            “Akhirnyaa~~ kau kembali dari liburanmuu~~ .. aku sangat kesepian tau,” ucapnya manja.
            “Hehehe.. maaf ya, Ibu yang memintaku untuk pulang saat liburan Musim Panas..,”
            “Huuhhhh..,” Runa pun melepas pelukannya dan sedikit menggembungkan pipinya,
            “A-aaahh.. jangan ngambek, baiklah.. sebagai permintaan maafku, Siang ini Aku akan mentraktirmu saat makan siang bagaimana?,”
            “Hmmm.. baiklah~~ hehehe, ahh bagaimana Liburanmu?”
            “ Ng.. cukup menyenangkan.. Liburan kali ini kami ke Paris,”
            “Paris? Huwaaa~~ apakah Pangeran itu ikut?,”
            “Pa-pangeran?,” jawab Ryuuva terkejut
            “Yaa, si Ren-san..,” Runa tertawa kecil
            “Uhh, Ren bukan pangeran! Lagi pula aku hanya menganggapnya sebagai kakak..,”
            “Tapi, kalian cukup cocok,”
            “Ahhh, aku tidak tertarik akan hal itu. Ngomong-ngomong bagaimana dengan kabar Yuuri?,” Ryuuva mencoba mengganti arah pembicaraan,
            “Hahh, anak itu sekarang susah di hubungi..,” Runa menghela nafasnya
            “Hihihi.. dia pasti akan kembali kok,”
            Langkah kaki mereka terhenti pada kamar asrama milik Runa dan Yuuri, Runa membuka kamarnya dan melambaikan tangnnya pada Ryuuva,
“Bye Ryuu-chan hehe,” Runa tersenyum tipis dan ryuuva melanjutkan langkahnya. Ryuuva tahu Runa saat ini pasti sangat kesepian saat Yuuri kini tidak di sampingnya, Yuuri mendapatkan kesempatan melakukan pertukaran pelajar di sekolah lain di luar Kota Karakuri, entah siapa yang akan menggantikan posisi Yuuri di kelas, karena hingga kini pun Ryuuva belum melihat siswi perwakilan dari sekolah lain itu.
Ryuuva berhentii di pintu kamarnya, dia terkejut dengan pintu kamarnya yang dalam keadaan tidak terkunci. ‘mungkin Runa membersihkan kamarku.. sampai sampai dia lupa menutup kembali pintunya,’ pikir Ryuuva. Dia pun membuka pintu tersebut dengan meninggalkan koper besarnya di depan pintu
“A-aa..,”
Mata Ryuuva terpaku saat dia melihat seseorang duduk di depan beranda kamarnya
“Ahh.. Kau sudah kembali rupanya,” ucapnya ringan, diiringi sebuah senyuman yang cukup manis menurutnya. Orang itu dengan rambut pendek serta gradasi merah  pada ujung rambutnya dan 2 jepit rambut yang menjepit rambut di bagian pelipisnya. Dan 2 anting melingkar di telinga kirinya, yang membuat Ryuuva semakin yakin dia adalah laki laki yang menyelinap di kamarnya.
“Si-siapa kamu..,” Ryuuva sedikit takut, dia tidak pernah melihat atau membawa seorang laki laki di kamarnya.
“Ng? jadi, ibu asrama belum memberitahumu? Aku –,” kalimatnya terpotong saat Ryuuva melemparnya dengan tas, #brughh!!
“Pe-pergi!!!,” Ryuuva begitu histeris dan membuat siswi lainnya meihat terheran heran, apalagi pintu kamarnya belum terutup sempurna.
“ – apa yang..,” Anak itu mengusap usap hidungnya yang tampak kemerahan karena terjangan tas Ryuuva.
“Ryuuu-chan?! Apa yang ter – jadi…,” Runa mendatangi Ryuuva dan terkejut melihatt kamar Ryuuva yang sedikit beranakan dengan isi tas yang tadi di lemparnya berhamburan keluar.
“.. A-hhh!!! Aku belum memberitahu mu ya?,” sambung Runa
“.. A-aapa?,”
“Dia murid pindahan musim ini, karena seluruh dorm sudah mendapatkan pasangan hanya kau yang sendiri, jadi.. ibu asrama menempatkan Aoi di kamarmu..,”
“Tapi dia Laki laki!! Dan aku tidak tahu akan hal itu,” Ryuuva sedikit ketakutan.
“Hey, itu sedikit membuatku tersinggung nona.. aku ini perempuan..,” anak itu pun berdiri dan menghampiri Ryuuva juga Runa dan mememegang tangan Ryuuva, sontak itu membuat Ryuuva sedikit terkejut sehingga rona merah muncul di kedua pipi imutnya
“Apa yang—..,” #plek, telapak tangan Ryuuva di arahkannya menuju dadanya sedikit terasa di tangan Ryuuva benda kenyal yang selama ini perempuan memilikinya,
“.. Lihat? Aku perempuan bukan?,” ucap Aoi santai dengan masih menahan tangan Ryuuva di dadanya, Runa yang meihat kejadian itu pun hanya bisa menutupi mulutnya dengan rona memerah begitu juga siswi lainnya yang belum mengeetahui Aoi,
“.. Ky–kyaaaaaaaaaa..!!!!,” hari itu merupakan kejadian yang cukup memalukan bagi Ryuuva yang selama ini di kenal pendiam dan tidak banyak memiliki masalah, teriakannya terdengar sepanjang asrama.


            “Bibi!,” sapa Ryuuva saat berada di depan counter asrama yang kala itu di jaga oleh pengurus asrama,
“ Ada apa Ryuuva..,”
“ Ehm.. Apa benar kau yang menempatkan anak baru itu di kamarku?,”
“ Anak Baru? Maksudmu Aoi?,” tanyanya seperti tahu siapa yang di maksudkan oleh Ryuuva
“ Ya.. Entah siapa namanya,” jawab Ryuuva sdikit malas saat mengingat kembali kejadian tadi pagi
“ Hee.. Kau sudah bertemu dengannya ya?,”
“ Bibi.. Kenapa aku tidak di Beritahu terlebih dahulu sebelum kalian memutuskan dia untuk di kamarku?,”
“ Kami sudah mencoba menghubungi mu Ryuuva, tapi kamu di Paris dan para pelayanmu tidak memberikan ijin untuk menyambungkan telepon kepadamu..,”
“ Hahh.. Pasti Ibu yang menyuruh mereka, jadi sekarang aku harus bagaimana?,”
“ Ya, kau harus membiasakan dirimu mulai dari sekarang dengan teman baru mu di kamar itu,” penjaga asrama itu pun tersenyum
“ Nah, aku ada pekerjaan.. sampai jumpa Shitara-san,” Ryuuva hanya memandang punggung waanita berusia 40 tahun itu dengan wajah yang masih belum bisa tenang dengan kenyatan yang ada,
Selama ini Ryuuva hanya sendiri di kamar asramanya, teman teman lainnya telah memiliki teman satu kamar. Ryuuva hanya tidak ingin merasa terganggu akan kehadiran orang lain di kamarnya, terlebih lagi dirinya sangat menuntut nilai yang sempurna untuk tiap semesternya. Tayzuu Shitara  yang merupakan ibu kandung Ryuuva cukup tegas dalam mendidik Ryuuva agar dapat menjadikan Ryuuva sebagai penerusnya kelak, bahkan permintaan agar Ryuuva tidak memilliki teman satu kamar pun permintaan dari sang Ibu.
“… Tenang saja ibu, mungkin 3-4 hari mereka akan menemukan kamar untuk anak baru itu..,” ucapnya di beranda kamar saat memberitahu Ibunya melalui telepon genggam yang dimilikinnya, sedangkan anak baru yang dia maksudkan itu hanya diam sambil menikmati acara tv di kamarnya itu.
“… Iya, aku juga sayang ibu.. sampai nanti,” Ryuuva mengakhiri pembicaraannya dengan sang ibu dan kembali masuk ke dalam kamarnya dan menghampiri anak baru itu.
“Baiklah, pertama tama aku ingin minta maaf padamu, maaf karena sudah menuduhmu yang tidak tidak dan.. aku menyebutmu seperti laki-laki,” Ryuuva memulai percakapan itu
“Tidak apa, aku mengerti.. siapapun yang baru melihatku pun akan mengira aku adalah laki-laki,” jawab anak itu dengan tersenyum lembut yang membuat Ryuuva sedikit merona
“Perkenalkan, Namaku Aoi Riku.. Kamu bisa memanggilku Aoi..,” tangannya menjabat tangan Ryuuva
“..E-eemm, namaku Ryuuva.. Ryuuva Shitara, kau bisa memanggilku Ryuuva,” jawab Ryuuva malu dan membalas tangan Aoi
“.. Ryuuva, nama yang indah menurutku ^^,” #blush, Ryuuva lagi lagi merona kemerahan karena ucapan Aoi,
“Ka-kamu ini.. //////,” Ryuuva tidak dapat menjawab dengan benar perkataan Aoi, Ryuuva berusaha menyembunyikan ekspresi wajahnya yang menurutnya pasti terlihat bodoh di depan Aoi.
“Hm? Kenapa? Aku suka dengan namamu.. Ryuuva-chan,” dengan menekan beberapa kata di dalamnya Aoi sedikit menggoda Ryuuva yang sedari tadi menurutnya sangat manis saat sedang tersipu malu
“He-hentikan, aku mau mandi ////////,” Ryuuva pergi ke kamar mandi dengan tanpa melihat Aoi, sekilas Aoi melihat dengan jelas Ryuuva tersipu malu hingga dia tidak ingin meneruskan obrolan itu.
“Manis.. ,” ucapnya pelan dengan senyuman menatap punggung Ryuuva


“Ryuuva-chaaann~~~,” seorang perempuan dengan rambut blonde panjang menghampiri Ryuuva yang sedang menikmati teh hangatnya di cafeteria sekolah bersama dengan Runa Suzaku.
“Reya~~,” sapa Runa dengan melambaikan tangannya
“Wahh, tidak kusangka Ryuuva-chan sudah kembali ^^,” gadis manis itu duduk di samping Ryuuva dan menaruh tas nya di atas meja café,
“Hehe, maaf ya kalau aku tidak mengabari mu,” jawab Ryuuva dengan sebuah senyuman terlihat di wajahnya
“Tidak apa, aku juga baru kembali berlibur bersama Nii-chan,”
“Uhh, enak sekali kalian liburan.. sedangkan aku berkutat pada buku untuk mengejar ketinggalan Nilai ku saat aku sakit,” Runa menempelkan wajahnya di meja dengan membuat ekpresi yang sangat kucu sehingga membuat Reya juga Ryuuva tertawa melihatnya
“Baiklah, liburan berikutnya kita akan ke pantai bagaimana? Tapi hanya beberapa orang saja yang ikut..,” ujar Reya dengan semangat
“Benarkah? Yeayyy~~,” Runa begitu senang dengan rencana Reya
“Kita bisa menggunakan Villa milik keluargaku,” lanjut Ryuuva
“Oh, iya.. aku dengar kamu sekarang punya teman sekamar?,” Tanya Reya sambil memperbaiki dasi sekolahnya
“Te-ternyata Reya-chan sudah dengar? (mind: bagaimana bisa kabar itu cepat beredar),” Ryuuva sedikit terkejut saat Reya bertanya seperti itu
“Jadi itu benar? Wahh.. kita dapat teman baru dong,” seru Reya
“Reya-chan, orangnya sedikit berbeda kali ini.. Dia sedikit tampan..,” Runa menambahkan
“Berbeda?,”
“Ya.. kau tahu kan, di dunia ini ada  yang namanya perbedaan. Contohnya ya ini,” Runa sedikit tertawa kecil
“Ru-runa! Ng.. sebenarnya, dia sedikit berbeda dengan kita, tapi dia perempuan tulen kok—,” Ryuuva sedikit ragu membicarakan teman sekamarnya yang baru itu
“Iyalah, kan kamu sudah memegang dadanya? Haha,”
“Runaa >//A//<.” Ryuuva membekap mulut Runa
“.. Ryuu-chan, kamu berani juga~~ >w<,”
“Tidaak bukan begitu..,” Ryuuva histeris dengan wajahnya yang sangat kebingungan untuk menjelaskan hal ini kepada sahabat sahabatnya itu. Ryuuva takut akan terlihat aneh jika kali ini dia mendapatkan teman sekamar yang tomboy
Kelas pertama, yaitu kelas Jurusan akan di mulai saat semua siswa siswi duduk di tempatnya, Aoi tampak berjalan menggandeng tasnya dan mencari kursi yang akan di tempati di kelas ini
“Wahh.. dia anak baru yang di bicarakan itu?,”
“Ke-keren…,”
“Aku dengar dia perempuan..,”
“Benarkah? Hwaa~~ sayang sekali,”
Aoi mendengar beberapa celoteh orang orang di kelasnya, dia tahu betul.. semenjak kemarin kejadian di asrama membuatnya di perbincangkan banyak orang, terlebih lagi Aoi benar benar menarik perhatian orang dengan rambut kuning pendek dengan gradasi merah pada tiap ujung rambutnya.
“Huft..,” nafasnya terasa berat saat berada di kelas Seni hari ini, bagaimana tidak? Perhatian dan juga mata seolah begitu penasaran dengan sosok perempuan satu ini, terlebih lagi teman sekamarnya adalah seorang putrid pengusaha kaya dan murid cukup terpandang di Emerysoul
“Hai..,” seseorang menegurnya, saat akan menjawab Aoi begitu terkejut dengan ‘ukuran’ gadis itu
“Ha—hai..,” ucapnya gugup sambil meneguk ludah sendiri saat memperhatikan kedua buah dada gadis itu yang ‘cukup’ besar..
“Aku dengar kamu murid baru ya? Perkenalkan namaku Shirogane.. aku ketua kelas di Kelas Seni ini.. salam kenal ya,” tangannya menjabat tangan Aoi, begitu lebut dirasanya hamper saja Aoi bertingkah bodoh dengan hanya menatap dada gadis yang bernama Shirogane itu dalam beberapa detik
“Ya.. salam kenal Shiro-chan, namaku Aoi Riku,” jawab Aoi santai mencoba fokus pada wajah gadis itu dan sebuah senyuman Aoi
“Tak ku sangka, di kelasku akan datang seseorang yang cukup unik..,”
“Terima kasih, ketua,” Aoi pun menarik tangannya kembali agar tidak menjadi masalah baru jika nanti ada 1-2 orang akan menatapnya tajam dan tidak terima dengan apa yang terjadi hari ini. Untung saja guru yang di tunggu pun tiba dan memulai pelajaran di kelas Jurusan itu, sesekali Aoi merasa masih di perhatikan oleh seseorang namun dia tidak memperdulikannya.


Jam menunjukan pukul 15:34, beberapa murid ada yang masih beraktifitas dengan melanjutkannya pada Ekstrakulikuler Sekolah namun, beberapa juga ada yang tampak bergegas menuju Asramanya berharap kasur empuk juga AC yang dingin akan memanjakan otak mereka yang cukup terkuras hari ini, tak terkecuali Ryuuva Shitara
“Ukh, lelah juga mungkin mandi air hangat akan membuatku nyaman,” ujarnya pelan dan memutar kenop pintu kamarnya, di rak sepatu tampak sepasang sepatu kets yang Ryuuva tahu siapa pemilik sepatu itu
“Dia juga kembali,” gumamnya sambil melangkahkan kakinya setelah merapikan sepatunya juga di rak sepatu yang telah di sediakan
“Yo!,” sapa Aoi tiba tiba, sontak saja hal itu membuat Ryuuva terkejut dan nyaris terjatuh namun di tahan oleh Aoi dengan memegang pinggang kecik gadis itu
“Hu-huaaa,”
“Ahh, maaf mengejutkanmu Shitara-san ^^,”
“Aoi.. kau mengagetkanku saja,” Ryuuva segera berdiri kembali denganmengambil jarak dari Aoi, sebentar saja tadi Ryuuva merasakan betul wangi dari tubuh Aoi yang cukup membuatnya nyaman.
“Aku lapar..,” ucapnya pelan dengan sambil menggaruk kepala bagian belakangnya
“Lapar?,”
“Ya.. kau bisa membantuku?,”
“Me-membantu, memasak?,”
“Tentu saja Tuan Putri.. kamu bisa masak kan? ._____. ,” Tanya Aoi ragu
“Yaa.. aku sudah terbiasa di Asrama, apakah Aoi-san tidak bisa memasak?,”
“Se-semua orang juga punya kekurangan..,” bantahnya dengan mengalihkan pandangannya, Ryuuva dapat melihat dengan jelas wajah Aoi begitu malu malu saat tidak ingin di sebut tidak bisa memasak
“Hihi.. iya iya.., aku mandi dulu Aoi siapkan saja bahannya, bisa memotong sayuran kan?”
“Tentu saja, masa memotong sayuran tidak bisa =_=.”
“Nah, potong saja Kentang, Wortel, dan bawang Bombay. Baiklah, aku mandi dulu..,”
Ryuuva meninggalkan Aoi di dapur dan menuju kamar mandi, namun sebelum dirinya menuju pintu kamar mandi di intipnya sesaat perempuan tomboy itu. Tampak Aoi sedang berkutat dengan kulkas dan isinya
“Yosh, ayo kita potong,” tingkah Aoi membuat Ryuuva sedikit tertawa
“Tidak buruk juga..,” gumamnya saat berjalan menuju kamar mandi dan membersihkan tiap bagian tubuhnya

*Aoi POV*
Entah mengapa, saat aku dan Ryuuva sedang memasak bersama itu membuatku sedikit terhibur dari kepenatanku di sekolah, senyuman Ryuuva sungguh manis aku suka sekali saat dia tersenyum ataupun tersipu malu, benar benar cantik seperti Tuan Putri. Terlebih dengan rambutnya yang hijau lurus itu sangat lembut dan harum, tubuhnya yang mungil dan wangi sangat membuatku nyaman hanya sebentar aku merasakannya saat dia tengah mengaduk Kare itu di panci.
“Nah, sudah jadi..,” serunya dengan mengambil piring yang dia sediakan terlebih dahulu dengan nasi di atasnya
“Wah, hebat.. Shitara-san, kau benar benar jago,” pujiku terhadapnya
“Bi-biasa saja.. aku memang suka memasak, apalagi Nasi Kare..,” dia pun menuangkan Kare itu di piring itu setelah itu dia memberikannya padaku
“.. i-iini untuk Aoi-san,”
“Ahh, Arigatou Shitara-san,” aku pun membalasnya dengan senyuman dan membawa piring itu menuju ruang depan di mana terdapat Televisi yang mungin akan dapat menghibur kami juga saat makan bersama.
Kami menikmati Kare itu, benar benar enak.. aku sangat terbantu dengan hadirnya Ryuuva. Tidak bisa ku bayangkan jika aku mendapatkan teman sekamar yang dingin ataupun cuek padaku pasti aku tidak akan merasa senyaman ini.
“Hahaha.. lucu sekali,” dia tertawa saat menyaksikan Reality Show di Televisi itu, aku tidak perduli dengan acara konyol itu aku lebih tertarik memandang wajahnya, bagi ku sungguh kali ini aku benar benar melihat seorang Tuan Putri yang selalu ku bayangkan
“.. ng, ada apa,” Tanya nya saat sadar akan diriku yang sedari tadi tersenyum menatap wajahnya
“Ah, tidak.. Aku senang jika Shitara-san tertawa seperti itu, menurutku itu sangat indah,”
#blush
Wajah Ryuuva memerah? Apakah dia sakit?
“Shitara-san?,” tanyaku memastikan semua baik baik saja
“Aoi, ja-jangan mengejekku..,” sungguh suaranya yang lembut dengan tatapan matanya yang berkaca kaca serta pipinya yang merona membuat ku berdebar di buatnya, ingin sekali ku peluk anak iitu. Tapi aku mengurungkan niatku, aku disini untuk mengejar impianku dan aku tidak mengejar lagi cinta dan pasangan
“Ahh.. ma-maafkan aku Shitara-san ^^:: ,” aku mencoba menenangkannya berharap dia tidak akan menangis
“U-uhh..,” dia membuang wajahnya, ahhh sangat imut menurutku
“Hey, jangan ngambek,”
“A-aaku mau tidur..,” ujarnya dan bergegas mennuju tempat tidurnya tanpa membereskan terlebih dahulu piringnya di meja itu
“Hee? Baru juga jam segini?,”
“… Aku lelah,” Ryuuva pun menarik selimutnya hingga menutupi sebagian tubuhnya dan membalik badan agar tidak menatapku, aku pun hanya menghela nafas dan tersenyum kecil melihat tingkahnya
“Baiklah Tuan Putri,” aku pun mengangkat kedua piring itu dan membawanya menuju dapur, setidaknya aku harus membantu Ryuuva bersih bersih. Bukankah ini juga kamarnya? Dan saat pertama kali aku datang ke kamar ini, aku ingat betul begitu rapi dan tertatanya barang barang di kamar asrama Ryuuva, kepribadian seseorang tercermin dari kamarnya. Benarkah? J

*END OF POV*
Ryuuva terbangun dari tidurnya, saat meraih jam di meja nya waktu telah menunjukkan pukul 06:23. Ryuuva pun menoleh ke samping dimana tempat tidur Aoi berada
“Kosong.. mungkin dia sudah ada kelas, tapi sepagi ini?,” gumam Ryuuva terheran heran, Ryuuva akui Aoi begitu mencintai Jurusannya saat dia melihat meja belajar Aoi yang oenuh dengan karya seni dan buku yang cukup menarik baginya.
“Mungkin, aku harus belajar dari semangatnya,” pikir Ryuuva sambil kembali melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, tak lupa dia menuju dapur terlebih dahulu untuk mengambil segelas air mineral untuk meredakan hausnya.
 Kelas Jurusan Seni saat itu sangat ramai, salah seorang siswinya tengah menangis terisak isak di meja kelasnya. Dia adalah Shirogane,
“ketua, jangan menangis..,”
“i-iiya, ketua pasti akan dapat pasangan yang lebih dari Rain-senpai..,” beberapa siswa siswi sedang mencoba menghentikan tangisan Shiro, namun apa daya Shiro begitu terhanyut dengan kesedihannya. Aoi yang melihat hal itupun sedikit terganggu dia pun beranjak dari kursinya dan menuju Shiro.
“Ketua, pakai ini.. tidak baik gadis sepertimu menangis tersedu-sedu, sneyumanmu lebih indah dari sebuah air mata,” ucap Aoi saat memberikan sapu tangan miliknya, berharap Shiro akan menghentikan tangisannya. Benar saja Shiro menatap Aoi sejenak dan menghentikan isak tangisnya dan mengambil sapu tangan itu
“te-terima kasih..,” ujarnya sembari mengusap wajahnya, Aoi pun meninggalkan Shiro dan berjalan menuju keluar kelas dengan membawa tasnya sedangkan Shiro yang telah tenang hanya menatap kagum pada Aoi
“Riku-san memang terlihat keren..,”
“kyaaa, ketua sepertinya dia menyukaimu~,”
“be-benarkah?,” Shiro bertanya Tanya di kelasnya.

Gadis rambut hijau lurus itu telah keluar dari kelasnya, dia memeluk buku itu sambil memainkan ponselnya tanpa memperhatikan jalan di depannya sehingga..
#dugh,
Langkahnya menabrak sesuatu dan tubuhnya di halangi oleh sesuatu pula.
“Kalau jalan lihat lihat Ryuuva,” suara itu Ryuuva kenal, dia pun menatap orang tersebut, pemuda yang tinggi dengan postur tubuh yang cukup matang di tambah rambut panjang dan emasnya sangat Ryuuva kenal, sontak saja Ryuuva mundur beberapa langkah dan menyimpan kembali gadget itu
“Re-ren? Ngapain kamu disini..,” tanyanya pelan
“Hey, aku kan pembimbing disini ^^,”
“Huh, alasan mu saja kan? Bilang saja kamu kesini karena lari dari kejaran fans mu ==,”
“Hahaha.. kau ini memang lucu Ryuuva,” mengelus kepala Ryuuva dengan lembut, tatapan pemuda itu menjadi lembut. Membuat siswa maupun siswi di sekitarnya terlihat senang sekali dengan pemandangan itu
“He-hentikan Ren!! Ma-malu tau,” Ryuuva melepas tangan Ren dari kepalanya
“Hmm, ayo kita makan..,” ajak Ren
“Aku masih kenyang, nanti saja..,” Ryuuva menjawab
“Kalau begitu ayo kita jalan,” Ren kembali menawarkan
“Aku masih ada kelas =.= ,”
“Sigh, sekarang susah sekali untuk di ajak pergi,” menarik hidung Ryuuva pelan dan tersenyum tipis
“Hihhh, lepaskan! Uhh ajak saja salah satu fans mu kan sama saja.. ahh lihat sudah jam segini aku masih ada urusan, bye Ren..,” Ryuuva berhasil melepaskan diri dari kejail-an Ren, pemuda itu hanya tersenyum melihat punggung Ryuuva yang tampak mulai menjauh dari dirinya
“Tidak berubah..,” gumamnya pelan sembari kembali berjalan menuju ujung lorong tersebut.
*Ryuuva POV*

Langkah kaki ini terus saja menapaki jalan kecil berbatu di taman sekolah, namun tiba tiba aku merasakan rintik hujan. Semakin lama rintik hujan itu semakin besar dan menumpahkan air hujan yang begitu deras sehingga membuat beberapa siswa siswi yang berada di taman ini berlari mencari tempat teduh, termasuk diriku.
#bruushh
“Ahh, sial..,” umpatku pelan, untung saja tidak jauh dari tempatku berlari aku menemukan sebuah pohon yang cukup besar dan dapat berteduh sementara, aku hanya mengusap usap lengan dan pakaianku agar sedikit nyaman di kulitku
“Pakai ini,”
#bruk,
Ada seseorang disini yang berteduh bersamaku? Dia memberikan jaket itu di kepalaku, tidak basah dan sangat wangi aku pun mencoba melihat siapa yang memberikan jaket ini. Alangkah terkejutnya aku saat melihat Aoi yang berada hanya berjarak 3 meter dari ku, wajahnya tersenyum membuatku menjadi panas sehingga aku tidak lagi menatap wajahnya.
“Ada apa?,” tanyanya
“Ti-tidak apa apa.. aku terkejut, Aoi-san ada di sini,” jawabku pelan sambil menghangatkan diri dengan jaket itu, sangat hangat dan lembut
“Dari tadi siang sih sudah disini, untung saja aku langsung berteduh saat rintik tadi,” dia menatapku dan kembali tersenyum, aku dapat menangkap tatapan matanya yang lembut itu
“Te-terima kasih..,” ucapku pelan dengan menutup sebagian wajahku dengan jaketnya
Deras hujan membuat kesunyian di antara kami semakin terasa, aku tidak berani untuk memulai percakapan ini. Tetapi, jika kami tidak saling bicara apakah nanti dia akan menganggapku aneh? Sungguh 20 menit itu serasa satu tahun penuh kami berdiam diri. Alhasil Aoi pun ternyata membuka percakapan di antara kita
“Shitara-san.. apakah aku terlihat menyebalkan bagimu?,” pertanyaan itu sangat tidak ku harapkan, mengapa dia berfikiran seperrti itu? Pandanganku memutar menatap dirinya yang tidak menatapku, tatapan matanya terlihat sangat penuh arti saat melihat hujan
“Te-tentu tidak, justru.. kau sangat ramah padaku, aku senang Aoi yang berada di kamarku” aku menjawab malu takut jika lidah ini merangkai kata yang salah yang akan membuatnya sedih.
“Arigatou.. Shitara-san, ayo kita kembali sepertinya hujan sudah mereda..,” telapak tangannya mengadah ke depan dan tampak tetesan hujan itu tidak begitu deras hanya rintik kecil yang terlihat dan di rasakan oleh telapak tangan yang cukup bebeda untuk gadis seusianya.
“Kau yakin? Sepertinya akan kembali hujan..,”
“JIkapun begitu, aku yang akan melindungi mu dari hujan,”
#blush
Wajahku memerah saat Aoi mengatakan itu, aku jadi bingung harus berekspresi seperti apa di hadapannya, kata-kata itu seperti membuatku meleleh
“Ta-tapi—kyaa !!,” tangannya menggenggam ku, kami berlari meskipun rintik hujan itu masih bersisa untung saja jaket ini melindungi ku dan tangannya menahan jaket itu agar tidak terjatuh saat kami berlari, wajahnya saat itu sangat senang sekali senyumannya begitu manis di lihat darimanapun memang dia seperti laki-laki tetapi saat ini aku melihat Aoi Riku yang sebenarnya, dia perempuan.. Perempuan yang sangat manis saat tersenyum  bersamaku dan hal itu membuatku tenang dnegan senyuman juga mengembang di wajahku
*END POV*
Sudah 1 minggu  ini Aoi dan Ryuuva sering mengobrol satu sama lain di kamar mereka, tidak ada lagi menjaga jarak bagi Ryuuva. Dia sudah sangat nyaman dengan kehadiran Aoi di sisinya Ryuuva selalu merasakan perasaan lain saat bersama Aoi, begitu juga dengan Aoi yang selalu menaruh perhatian lebih pada gadis yang selalu di sapanya sebagai Tuan Putri ini
“Jadi, hari ini Aoi jam bebas?,” tanya Ryuuva saat mereka berdua keluar dari kamar asrama dan Aoi tengah mengunci pintu itu
“Ya, begitulah.. Hari ini aku mungkin akan ke perpustakaan mencari ide alternative untuk Tugas,” jawabnya setelah megunci pintu kamar asrama.
“Haaa~ enaknya,” Ryuuva sedikit tidak bersemangat hari ini
“Ryuu-chaa~~nn..,” suara itu menyapa Ryuuva, gadis itu segera memeluk Ryuuva dengan erat membuat Aoi sesikit terkejut di samping Ryuuva
“Re-Reya-chann.. Ada apa?,” Ryuuva mencoba tenang dia tahu mungkin saat ini Aoi tertawa kecil melihat tubuhnya yang mungil di peluk erat oleh perempuan dengan rambut blonde kuning emas panjang ini
“Aku mau jemput kamu buat ke kelas bersama OwO)/ ah—siapa?,” Reya menyadari kehadiran Aoi di sampingnya, “seperti laki-laki “  gumam Reya menatap tubuh semampai Aoi
“Dia.. teman sekamarku yang  itu.. ///////,” Ryuuva malu-malu memperkenalkan Aoi
“Ha-halo...,” sapa Aoi
“Jadi, dia.. teman sekamarmu?,” Reya mendekati Aoi dan memperhatikan detail wajahnya yang membuat Aoi sedikit tidak tenang, Reya begitu penasaran pada makhluk satu ini. Matanya yang tajam dan rambutnya yang memiliki gradasi warna serta tindik yang melingkar di telinganya? “Apakah dia memang anak baik-baik yang sperti di beritahu oleh Ryuuva? “ Reya pun berhenti saat menatap wajah Aoi, sebuah ssenyuman manis Aoi tunjukkan sebagai bentuk sapaan terhadap Reya
“Senang bertemu denganmu Nona, namaku Aoi Riku..,”
“Reya Seraphine.. kau bisa memanggilku dengan Reya, Aoi-san…,” ucap Reya dengan senyuman khasnya tercipta di wajah manisnya
“… Aoi juga jurusan Bisnis?,” Reya melanjutkan bicaranya
“Tidak, aku berada di Jurusan Seni.. Jadi, Reya-san teman sekelas Shitara-san?,”
“Ya, begitu lah ^^ ng.. ahh!! Kita akan terlambat! Ayo Ryuuvaa~~ gomene Aoi-chan, aku culik dulu Ryuuva ya XD,” Ujarnya saat menarik lengan Ryuuva setelah melihat jam di tangannya,
“A-Aoii.. aku pergi dulu.. Reyaaaa jangan tarik-tarik DX,”
“Hai-hai’.. shitara-san ^^,” Aoi melambaikan tangannya dengan senyuman dia tampilkan di wajahnya.



Seperti yang di rencanakan Aoi, dia pergi menuju perpustakaan untuk mencari ide untuk tugas Seni selanjutnya. Dia tahu tidak akan mudah mengingat perpustakaan Emerysoul Academy ini sangat luas
“Oke 3 buku saja kali ini.. kepalaku pasti akan pusing jika lebih dari ini..,” ujarnya pelan saat mulai duduk di kursi yang kosong itu dan mulai membuka buku buku itu.
Suasana  yang cukup tenang membuat nyaman siswa-siswi yang datang disana, Aoi sebenarnya sangat benci untuk membaca buku apalagi jika itu sangat rumit menurutnya hal hal seperti itu tidaklah penting,
Beberapa siswa maupun siswi yang berada di sana sedikit memperhatikan gadis itu, memang rambut kuningnya dengan sedikit gradasi merah pada tiap ujung rambut bagian depannya membuat siapapun pasti akan bertanya Tanya ‘mengapa ada siswi yang berpenampilan seperti laki-laki dan memiliki rambut aneh seperti itu?’. Namun, Aoi tidak memperdulikan tatapan mereka, dia telah terbiasa akan hal itu
“Sigh, mataku sakit..,” Aoi megusap usap matanya dan menghentikan aktivitas membacanya itu
“Mungkin, kau butuh ini.. Aoi..,” suara lmbut itu menghampiri Aoi, dengan tangannya menyodorkan sesuatu,
“ketua? Sedang apa disini?,” Aoi sedikit terkejut
“Tentu saja sepertimu, sedang mengisi kekosongan untuk membaca buku, bukan begitu? ^^,”
“A-aahh.. begitulah.. jadi, ini apa ketua?,” Tanya Aoi penasaran saat melihat botol kecil yang tadi Shiro serahkan.
“Itu obat mata, mungkin matamu lelah seharian membaca buku?,”
“Ng.. souka, terima kasih Ketua..,”
“Panggil saja aku Shiro ^^,”
“… err—baiklah Shiro,”
“Terima kasihh ya, waktu itu kau sangat baik padaku, maaf.. sapu tanganmu hilang saat ku cuci, pasti sapu tangan itu penting untukmu :( ,”
“Tidak apa ketua, eh Shiro.. Kau lebih membutuhkan itu dari pada ku, aku jarang menggunakan sapu tangan. Tapi, syukurlah jika sapu tanganku berguna kali ini untuk gadis manis sepertimu ^-^,”
#Blush
            Aoi benar-benar membuat Gadis itu kembali memerah merona dengan kalimatnya, Shiro tahu Aoi berkata seperti itu untuk menyenangkan hatinya, tetapi, kalimat itu cukup membuat jantungnya berdebar saat ini
“Be-begitukah? Ahaha.. so-souka.. //////,” pandangannya menuju ke arah lain saat Aoi tersenyum menatap Shiro,
Aoi tidak sadar beberapa hari ini Shiro memang sering memeperhatikannya saatt berada di kelas maupun di jam tertentu. Semenjak Aoi bersikap baik padanya, Shiro sedikit menaruh perhatian pada Aoi. Dia mulai tertarik pada perempuan rambut kuning itu.
“jadi, apa yang membuat Shiro menangis seperti saat di kelas? Maaf jika ini pribadi.. aku tidak akan menanyakan lebih jauh,” ucap Aoi membuka percakapan kembali
“.. Ah, kau penasaran ya, yaaah.. memang sedikit pribadi.. Tapi tidak usah khawatir aku baik-baik saja.. sungguh ^^,” Senyuman manis itu tampak begitu di paksa oleh perempuan dengan rammbut ungu sebahunya.
“… Baiklah, Aku mengerti..,” Aoi kemudian membicarakan hal lain bersama Shiro. Selama 2 jam penuh Shiro dan Aoi berbincang bincang membahas akan Jurusan mereka, Aoi cukup senang karena akhirnya ada orang lain yang dapat dia ajak bicara selain Ryuuva. Meskipun Ryuuva juga pasti tidak akan mengerti saat dia akan membahas Jurusannya, begitu lah pikir Aoi.
Tanggal 24, Hari Minggu. Dimana seluruh siswa-siswi Emerysoul Academy menikmati hari santainya, melepaskan kepenatan dari lingkungan sekolah dan berbagai macam tugas berat. Beberapa mungkin masih berkutat pada tugas dan beberapa kegiatan klub.
“Aaaahh.. bosaaaannn,” ujar Runa berbaring di depan Tv bersama dengan Aoi juga di sana. Ya, beberapa hari ini Runa sering sekali berkunjung atau bahkan menumpang hanya untuk bersantai dan makan cemilan bersama Ryuuva juga Aoi, Aoi tidak keberatan akan hal itu karena bagaimanapun juga teman Ryuuva juga adalah temannya
“Aoi.. apakah kau tidak bosan? Sudah lebih dari 1 bulan kau di sekolah ini.. Tapi, aku tidak melihatmu keluar dari Sekolah ini untuk liburan?,” Tanya Runa
“Aku tidak tahu lingkungan disini, dan aku tidak tahu tempat hiburan yang bagus untuk melepaskan kepenatanku,” Aoi menjawab santai, memang benar Aoi bukan berasal dari Kota Karakuri dan tidak terlalu banyak waktu yang dimiliki Aoi untuk menjelajahi setiap tempat wisata di Kota Karakuri ini.
“Ah! Aku ada ide, bagaimana kalau Ryuuva saja yang menemanimu untuk berkeliling Kota ?,” jawaban dan saran Runa itupun membuat Ryuuva sedikit terkejut,
“A-aa.. Aku?...,” Ryuuva sedikit melirik Aoi yang juga tengah menatap matanya, mata mereka pun bertemu dalam satu pandang membuat Ryuuva tidak mampu menatapnya lama.
“Sudahlah.. anggap saja ini sebagai perayaan kepulanganmu juga kedatangan Aoi di sekolah kita.. Tapi, aku tidak ikut ya.. Lagi males keluar nih Panass~~ =w=)/,” Runa beralasan
“Cu-curaangg!!!,”
“.. Ide bagus, lagi pula aku belum pernah menjelajahi Kota ini.. Bagaimana dengan mu, Shitara-san?,” Aoi bertanya sembari tersenyum
“.. Ng, ba-baiklah.. ku pikir, tidak buruk juga..,”
“Kalau pulang bawa kan aku Burger di jalan Akurama ya =w=)/ ,” sambung Runa dengan mengedip-kedipkan matanya pertanda agar dapat Ryuuva penuhi permintaannya
“Huhh.. dasar, ada aja maunya =_=,”
“Aku ganti baju dulu ya..,” Ujar Aoi saat melangkahkan kakinya menuju lemari untuk mengambil pakaian dan menuju kamar mandi
“Sudahlah, terima saja.. Daripada kamu stress di asrama hayoo? Ahh kebtulan di Taman sedang ada Event untuk pasangan, karena Yuuri tidak ada ya kamu saja yang pergi dengan Aoi =w=,” bisik Runa
“Kenapa kamu tidak ikut? Kan kita bisa mengajak Reya?,”
“Reya lagi sibuk untuk cover majalah, kamu tahu sendiri anak itu super sibuk sama seperti Nagisa =__=,” lanjut Runa
“Ahh.. kamu benar, Runa-chan.. Yasudah, aku juga mau siap-siap, kamu kalau kembali ke kamar jangan lupa matikan listrik di kamarku dan menguncinya kembali.. Awas kalau lupa =3=,”
“Iya-iya.. duhh kamu ini Ryuuva..,” Runa sedikit menahan tawanya,
*Ryuuva POV*
Panas mentari memang menyengat siang ini, entah apa yang membuatnya seperti itu. Aku dan Aoi pun berjalan berdua saat menyusuri lorong akademi, ‘sepi..’ itu yang ku pikirkan. Hari minggu ini sepertinya banyak yang melakukan aktifitas di luar sekolah, yahh mungkin ini bukanlah ide buruk mengingat aku juga sudah lama tidak berkeliling kota semenjak Yuuri dan Nagisa mulai sibuk dengan urusan mereka membuat Runa, Reya juga diriku jarang berkumpul bersama.
“Sepertinya banyak yang pergi keluar ya..,” Aoi mulai membuka percakapan kami, aku bingung harus menjawab apa otakku tidak bisa berfikir cepat,
“.. ya-yaa, mu-mungkin..,” aaaaahh.. rasanya aku ingin sekali merebus otak ini. Bagaimana jika Aoi beranggapan aku tidak mau jalan dengannya? Sebenarnya, aku cukup senang dengan ide yang di berikan Runa. Namun, bersama Aoi? Itu cukup membuatku aneh, karena dilihat bagaimanapun dia seperti laki-laki,
“.. Kita sudah di luar Sekolah. Jadi, kita mulai dari mana?,” suaranya membuyarkn lamunanku, aku pun berfikir sejenak untu, memilih rute jalan yang terbaik untuk kami
“Ng.. Aoi-san, bagaimana kalau kita ke Taman Hiburan di pusat kota? Di sana ada berbagai macam arena permainan dan tempat yang indah jika kau mau,” jawabku pelan dengan menunduk sedikit. Aku masih enggan menatapnya langsung, entahlah.. tetapi saat menatapnya ada perasaan aneh menyelimuti hatiku dan itu sangat aneh.
“Boleh saja, asal bersama Shitara-san aku tidak keberatan ^^,”
#blush
Wajahku merona, lagi-lagi Aoi membuatku menjadi panas.. aku pun hanya mengangguk pelan sembari berjalan di belakangnya, ‘harum sekali..’ yah, aku berkata pelan tanpa sadar aku harap Aoi tidak mendengar kata-kataku barusan. Jika di perhatikan, Aoi tidak lah buruk dalam berpakaian saat di luar jam sekolah. Dia mengenakan kemeja hitam dengan t-shirt berwarna kuning senada dengan warna rambutnya di dalam kemeja itu, ditambah dia menggunakan gelang dan celana panjang yang menambah kesan tinggi pada tubuhnya. Namun, jika di perhatikan dengan jarak yang cukup dekat aku baru sadar bahwa gradasi warna merh pada rambutnya cukup indah..
“Hei, kenapa di belakang? Shitara-san suka cium punggung orang ya,”
#dugh
“A-apaan sih //////…,” aku memukul pelan pundaknya  dengan menahan malu
“… Hehehe, aku bercanda.. Shitara-san,” Aoi memperlambat langkahnya dan mengelus rambutku pelan, lembut sekali tangannya saat mengusap-usap rambut hijau ku
“.. Ja-jangan panggil nama keluargaku, Aoi-san..,”
“Hng? Jadi..,” dia pun menggantung kalimatnya
“.. Ry-Ryuuva..,” ucapku pelan di sampingnya
“.. Ryu?,” Aoi sedikit menggoda Ryuuva
“Ryuuvaaaaaa.. Aoi panggil Ryuuva saja.. >///_///<,”
Entah apa yang kulakukan pasti kala itu wajahku sangat aneh dengan ekspresi yang aneh pula, aku takut hal itu menjadi bahan tertawaan Aoi, meskipun aku yakin Aoi mungkin tidak akan mengejekku
“Haha.. iya, Aku akan memanggilmu, Ryuuva.. sesuai keinginanmu Tuan Putri,” 
“Tu-tuan Putri? Aoi jangan menggodakuuu DX,”
“Ahh, gomen-gomen XD,”
Akhirnya kami pun tiba, disana memang banyakk perubahan.. Terakhir kali aku kemari saat kelas 10, itu pun bersama dengan Ren, Yuuri, Runa dan Reya.
“Wah, ramai juga..,” ucapnya di depanku sembari melihat sekitar kami
“Ya.. ini hari minggu, tentu saja ramai,”
“Jadi, kita akan mulai dari mana? ,”
“Ng.. Ba-bagaimana kalau ke sana?,” aku pun menunjuk tempat dimana terdapat banyak sekali permainan yang dapat kami mainkan nantinya,
“Oke, ayo kita kesana.. Ryuuva,”
#grepp
Tangannya meraih telapak tangan ku, dia menggenggam lembut telapak tanganku.. aku dapat merasakan kehangatan yang mengalir dari telapak tangannya menuju tanganku. Entah mengapa itu seperti menyelimuti hati ku, dia membuatku kembali berdebar.
“Hei.. Antriannya masih panjang.. bagaimana ini?,” ucapnya berdiri di sampingku dengan membawa 2 ticket masuk untuk bermain di salah satu wahana yang tampak seperti kereta gantung
“Kalau begitu kita bermain yang lain saja, lagi pula waktu kita masih banyak kan? ^^,” aku tersenyum. Aoi sangat baik padaku dia rela mengantri berdesakan hanya untuk membeli Ticket wahana ini
“.. Boleh juga, ayo kita jalan lagi,”
“Y-yaa..,” Aoi menggandeng tanganku kembali, jemarinya cukup lentik menurutku dan lembut di telapak tanganku, mengapa dadaku berdebar seperti ini?

*POV END*

Sudah 1 jam Ryuuva dan Aoi berkeliling, mereka memainkan beberapa wahana permainan dengan gembira. Aoi sangat menikmati sekali hari ini dimana dia bisa melihat Ryuuva tertawa dan melupakan sejenak kepenatan akan tugas-tugas sekolah.
“…. Ngh…,” Ryuuva memegangi perutnya saat di rasa sedikit berbunyi, Aoi yang menyadari akan hal itu pun melihat jam di smartphone-nya yang menandakan pukul 2 siang,
“Sudah siang rupanya…. Mau makan siang bersama ku,? “ Aoi menawarkannya
“Ma-makan siang?,” Ryuuva takut jika Aoi sempat mendengar bunyi perutnya
“Iya.. Aku lapar, apakah Tuan Putri mau makan siang bersama ku?,” Aoi sedikit menunduk dan tersenyum menggoda Ryuuva
“A-Aoii, hentikan.. itu memalukan /////,” Ryuuva merona, dia tahu Aoi mengatakan hal itu hanya untuk menggodanya tetapi dia senang saat Aoi seperti itu,
“Haha iya-iya..,” Aoi tersenyum senang entah apa yang dia pikirkan saat ini tetapi, tampak raut wajah Aoi berubah menjadi lembut sekali menatap Ryuuva bersamaan dengan telapak tangan Aoi yang mulai mendekati wajah Ryuuva
“.. A-Aoi?,” Tanya Ryuuva heran, telapak tangan itu kini menempel di pipi kirinya mengusap lembut pipinya yang merona itu, Ryuuva sedikit geli karenanya tetapi dia hanya diam merasakan hangatnya tangan Aoi di wajahnya.
“Aku senang.. Ryuuva sudah memanggil nama depanku tanpa malu-malu..,”
#Deg-deg
Jantung Ryuuva berdegup kencang saat mendengar kalimat Aoi, dia pun baru menyadarinya. Akhir-akhhir ini Ryuuva memang sering memanggil Aoi dengan nama depannya, telapak tangan itu semakin menjalar menuju dagu Ryuuva dimana saat itu Ryuuva hanya terpaku pada senyuman Aoi yang selalu berhasil menghipnotisnya, jemari lembut Aoi kini berada tepat di bibir mungil Ryuuva dimana bibir itu membatu tanpa mengeluarkan suara apapun membuat Aoi leluasa mendekatkan wajahnya
“.. Arigatou.. ,” ucap Aoi sesaat sebelum wajahnya mendekat,
Suasana di taman sangat ramai saat itu, Aoi dan Ryuuva berada di tengah keramaian itu. Tidak ada yang menyadari akan posisi mereka yang sangat dekat itu, Ryuuva merasa waktu kini berhenti tepat saat dia melihat dengan jarak dekat iris mata kuning milik Aoi di depannya dapat Ryuuva rasakan nafas itu hangat mendekatinya sehingga entah apa yang merasukinya Ryuuva hanya memejamkan matanya dan merasakan udara semakin tipis di antara wajahnya dan Aoi.
#Piiiiiipppp—
“.. Zutto koishikute shinderera… Seifuku dake de kaketeiku wa—,”
“!!!!?,” nada dering itu membuat keduanya reflex menjauh. Aoi pun memeriksa smartphone-nya dan melihat siapa yang mengiriminya E-mail di saat seperti ini.
“… Ketua..,” gumamnya pelan dengan wajah yang tidak terlalu memperdulikan isi pesan itu sehingga dia langsung menghapusnya dan kembali menyimpan smartphone itu lagi tidak lupa dia Silent terlebih dahuku agar tidak lagi mengganggunya di saat sekarang
“.. Ma-maaf,” Aoi tidak berani menatap wajah Ryuuva, dia yakin kali ini Ryuuva pasti akan menganggapnya aneh. Bagaimana tidak? Hampir saja dia akan mencium gadis polo situ entah apa yang tengah merasukinya saat ini
“… Ayo kita makan..,” ucap Aoi kembali melanjutkan kalimatnya dengan berjalan mendahului Ryuuva, Ryuuva hanya terdiam menatap punggung Aoi dia masih tidak percaya hanya beberapa inci saja lagi bibir itu akan mendekati bibirnya
“.. U-umm,” Ryuuva berjalan mengikuti Aoi dengan menyentuh bibirnya sendiri, masih dapat di rasakan Ryuuva nafas Aoi yang hangat itu sangat dekat di wajahnya
“Ugh.. apa yang kulakukan sebenarnya,” gumam Aoi mengacak-acak rambut kuningnya, hingga sekarang pun jantung keduanya belum berhenti berdetak.
Suasana Café yang tenang dengan alunan music yang nyaman membuat pengunjung menikmati waktunya, jam makan siang sudah berbunyi saatnya ebebrapa pasangan membawa pasangan mereka kemari, tak terkecuali Gadis dengan rambut kuning menyala dan anting melingkar di telinga kirinya yang semakin membuat penampilannya seperti laki-laki menggandeng seorang gadis manis bak seorang putrid dengan rambut hijau klorofil lurusnya dan bola mata nya yang indah membuat sebagian pengunjung pasti akan bertanya-tanya
“Manis sekali.. Lihat mereka pasangan yang unik,”
“Hei.. Dia laki-laki bukan?,”
“Astaga, dia perempuan tapi keren sekali~,”
Aoi mengajak Ryuuva duduk di sebuah meja yang tidak jauh dari beranda Café, Aoi sangat terpesona melihat pemandangan dari lantai 2 Café ini.
“Indah sekali.. Ryuuva lihat,”
“.. Café ini memang salah satu Café yang ramai dan banyak oengunjungnya karena bisa menikmati pemandangan Taman bermain ini, Aoi..,” Ryuuva menjelaskan
“.. Tidak salah pilih tempat kan? Hehehe,”
“Iya.. ^^,” Ryuuva tersenyum


Ryuuva dan Aoi beranjak dari Café tersebut dan kembali melanjutkan liburan mereka yang sebenarnya orang awam pun akan menatap mereka sperti pasangan yang tengah berkencan,
“Rumah Hantu..,” Aoi membaca papan nama wahana itu
“A-aoi, yakin?,” Ryuuva sedikit ragu saat melihat sedikit jalan masuk yang cukup gelap ke wahana itu
“Tentu.. Ryuuva takut?,”
“Ti-tidaakk! Aku tidak takut ><,”
“Baiklah ayooo,”
Aoi menggandeng semangat Ryuuva menuju Rumah Hantu tersebut, ada kecemasan tersendiri bagi Ryuuva jika dia memasuki permainan yang cukup membuatnya menjadi pucat itu.
“A-Aoii..,” Ryuuva merapatkan tubuhnya di punggung Aoi merasa tidak nyaman dengan suasana di dalam
“Tenang.. ini hanya boneka dan beberapa kain aku disini.. Ryuuva,” Aoi mengeratkan genggaman tangan Ryuuva dan tersenyum lembut
Suasana di dalam memang cukup mencengkam, membuat Ryuuva bergidik ngeri melihatnya. Meskipun tubuhnya juga merasakan hawa dingin di dalam sana akhirnya Aoi memberanikan diri ini menuntun Ryuuva untuk keluar dari ruangan ini
“Ryuuva.. daijoubu? ,” Tanya Aoi pada gadis itu sedikit khawatir
“Ah, ng.. i-iya.. Bi-sa kita keluar Aoi-chan? ,” jawabnya dengan suara pelan meskipun jemari cantik itu menggengam erat tangan Aoi
“O-ohh.. Baiklah,”
Genggaman Aoi semakin erat untuk membawa